Sukses

Ahok: 2 Syarat Proyek Monorel Bikin Adhi Karya Agak Emosi

Atas 2 syarat itu, Ahok mengaku dituding terlalu berprasangka buruk terhadap Adhi Karya.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ‎mengajukan dua syarat kepada PT Adhi Karya yang akan menggarap proyek monorel. Namun syarat itu sempat membuat perwakilan PT Adhi Karya sedikit emosi.
‎
"‎Dia (PT Adhi Karya) agak emosi tadi. lihat saja rekamannya. Begitu saya singgung dia mesti kayak gitu (mengikuti dua syarat), jadi agak emosi dia," ujar Ahok   sai bertemu PT Adhi Karya di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (13/1/2015).

‎Salah satu syarat yang diajukan yaitu PT Adhi Karya harus membuat perjanjian yang mengatur klausul bila pembangunan fisik telah berlangsung tiba-tiba mangkrak. Kemudian, bila PT Adhi Karya tak mampu melanjutkan pembangunan fisik, semua bangunan fisik yang telah berdiri otomatis akan diambil alih oleh Pemprov DKI Jakarta, kendati bangunan itu berdiri di tanah milik Jasa Marga atau Kementerian Pekerjaan Umum (PU) atau tanah negara. ‎

Atas syarat tersebut, Ahok mengaku dituding terlalu berprasangka buruk terhadap perusahaan BUMN itu. Namun begitu ia menyatakan pantas bersikap demikian demi kepentingan warga Jakarta.

"Saya suudzon lebih baik dong. Jadi hidup ini, semua nggak ada yang nggak mungkin kok. Sekarang kalau kamu punya rencana seperti ini, kalau nggak kesampaian bagaimana solusi saya untuk mengatasinya? Barang jadi, kereta mangkrak, saya pakai nggak boleh. Anda juga nggak mampu mengoperasikan. Saya mau mengoperasikan, saya disuruh beli. Lebih baik saya mengoperasikan demi kepentingan rakyat," ujar dia.

Ahok mengaku dirinya baru mau melanjutkan pembicaraan bila Adhi Karya menyetujui klausul itu. Setelah itu, pihaknya pun akan langsung mempelajari perencanaan pembangunan Monorel tersebut.

"Kalau bisnis plannya masuk akal, kita akan teruskan pembangunan itu. Kalau dari rencana bisnis sudah nggak masuk akal, kita nggak mau setujui. Kita nggak mau cuma proyek-proyekan supaya ada kerjaan. Lagi pula kalau kita ambil alih, lalu kamu menyatakan,'oke saya sudah sanggup mengoperasikan', saya kembalikan. Nah itu baru aman namanya," ujar mantan politisi Partai Gerindra itu.

Ahok sendiri mengaku tidak memberikan batas waktu kepada PT Adhi Karya untuk menerima persyaratan tersebut. Namun demikian, bila PT Adhi Karya serius ingin membangun Monorel, dirinya meminta agar Adhi Karya mempelajari syarat-syarat yang diminta olehnya.
‎
"Saya harus lihat rencana bisnisnya. Kalau oke, nanti baru akan saya bahas teknisnya. Minimal dia tahu pasal ini dulu. Jadi jangan sampai dia kaget kan. Nah yang dulu kan nggak pernah cantumkan pasal-pasal seperti itu. DKI ini banyak perjanjian yang nggak ada pasal-pasal yang jelas," ungkap Ahok.‎ (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini