Sukses

Tantangan Kapolri Baru Menurut Pengamat: Hadapi ISIS

Kapolri baru juga harus memberantas penyakit masyarakat seperti judi dan narkoba.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pergantian Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) baru sedang menjadi sorotan usai pernyataan Menteri Politik, Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, tidak menutup kemungkinan pergantian Kepala Korps Bhayangkara itu dipercepat. Namun ada beberapa catatan yang harus dipegang Kapolri ke depan.

Menurut Direktur Studi Demokrasi Rakyat Hari Purwanto, menuturkan, Kapolri baru juga harus memberantas penyakit masyarakat seperti judi dan narkoba. Menurut dia, tidak mungkin ada peredaran tanpa ada beking di belakangnya. Solusinya, figur pengganti Kapolri saat ini Jenderal Pol Sutarman harus sosok yang berani bertindak tegas kepada anak buah yang ikut membeking bandar narkoba.

"Sering terjadi pungli, ada oknum-oknum nakal yang ambil pungli (punguntan liar) di masyarakat. Kapolri ke depan, yang punya ketegasan terhadap oknum dan manajerial kontrol," kata Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto, usai diskusi dengan Koalisi Masyarakat Pemerhati Kepolisian (KOMPAK) di kafe Omah Sendok, Jalan Mpu Sendok, Jakarta, Jumat (9/1/2015).

Selain itu, Kapolri baru juga harus siap menghadapi ancaman keamanan yang mengganggu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terlebih, belum lama ada video dari pria yang mengaku anggota ISIS dan mengancam akan menyerang Polri, TNI, dan Banser. "Ini jadi catatan penting untuk figur Kapolri ke depan, bentuk terorisme, ISIS dan premanise," tambah Hari.

Hari juga menyarankan agar Presiden Jokowi memilih Kapolri baru dari kandidat Perwira Tinggi angkatan 1984 sampai 1985. Jika Jokowi memilih Perwira Tinggi angkatan 1981 sampai 1983, tentu akan ada pergantian Kapolri sebanyak dua kali dalam masa pemerintahannya selama lima tahun ke depan.

"Kalau pilih Kapolri dari Perwira Tinggi angkatan 84 sampai 85 Kan masa pensiunnya masih panjang. Jadi Jokowi tidak perlu 2 kali ganti Kapolri di periode pemerintahannya," ujar Hari.

Kandidat

Seperti diketahui, kandidat yang akan menggantikan posisi Sutarman sebagai Kapolri ada tujuh nama, yaitu Kepala Bagian Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius. Beliau merupakan angkatan 1985 di Akademi Kepolisian. Suhardi baru akan memasuki masa pensiun pada Bulan Juni 2020.

Kedua, Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komisaris Jenderal Polisi Dwi Priyatno yang merupakan angkatan 1982 di Akademi Kepolisian. Ia baru akan masuk masa pensiun pada bulan November 2017. Ketiga, Kepala Lemdikpol, Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan yang merupakan angkatan 1983 di Akademi Kepolisian dan baru akan memasuki masa pensiunnya pada Bulan Desember 2017.

Keempat, Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang merupakan angkatan 1982 di Akademi Kepolisian dan akan memasuki masa pensiun pada Bulan Juli 2016. Kelima, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi Anang Iskandar, angkatan 1982 di Akademi Kepolisian dan baru akan masuk masa pensiun pada bulan Mei 2016.

Keenam, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri, Komisaris Jenderal Polisi Djoko Mukti Haryono, angkatan 1981 di Akademi Kepolisian dan akan memasuki masa pensiun bada bulan Mei 2016. Terakhir, Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komisaris Jenderal Polisi Putut Eko Bayuseno, angkatan 1984 dan baru akan memasuki masa pensiun pada bulan Juni 2019.

Namun pada Jumat 9 Januari malam, sebuah surat beredar yang menunjukkan bahwa Presiden Jokowi mengajukan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri tunggal kepada DPR. Belum ada konfirmasi atas kebenaran surat tersebut. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.