Sukses

3 'Pemburu' Canggih Black Box Pesawat AirAsia QZ8501

Pemburu pesawat AirAsia QZ8501 ini masing-masing memiliki kecanggihan dalam mendeteksi logam di dasar laut.

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari ketujuh, proses pencarian pesawat AirAsia terus dilakukan Basarnas. Selain mengevakuasi penumpang pesawat QZ8501, tim juga mulai fokus mencari badan pesawat yang diduga jatuh di perairan Karimata, Kalimantan Tengah.

Basarnas sebelumnya berhasil mendeteksi 4 objek berukuran besar yang dipastikan merupakan bagian dari pesawat AirAsia QZ8501.

Untuk memastikan 4 objek tersebut, Basarnas mengerahkan kekuatan penuh dari sejumlah tim. Baik itu melalui udara, laut, maupun kecanggihan alat lainnya. Tak hanya kecanggihan dari dalam negeri, kekuatan juga disokong dari negara luar.

Berikut 3 pemburu black box atau kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 yang dikerahkan ke perairan Karimata, Kalimantan Tengah.

Sonar Canggih Rusia...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sonar Canggih Rusia

Sonar Canggih Rusia

Pesawat amfibi BE-200 milik Rusia tiba di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sebanyak 72 personel beserta peralatannya tiba sekitar pukul 15.05 WIB.

Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Shilin mengatakan, dengan personel khusus dan peralatan canggih yang dimilikinya itu, mereka yakin dapat menemukan puing-puing terkecil di titik paling dalam perairan atau lautan.

"Kami bisa mencari bahkan sampai puing terkecil di titik paling dalam," ujar Shilin.

Salah satu alat yang dibawa memiliki sistem sonar bawah laut. Diklaim oleh Shilin, alat tersebut dapat melacak black box atau kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501.

"Ini sangat bisa bantu karena dilengkapi dengan sistem sonar yang bisa melacak keberadaan black box," ucap Shilin.

Pesawat amfibi BE-200 sayap tinggi (high wing) serbaguna dirancang oleh Beriev Aircraft Company dan diproduksi oleh Irkut. Dipasarkan sebagai pesawat yang dirancang untuk pemadam kebakaran, pencarian dan penyelamatan, patroli maritim, kargo, dan transportasi penumpang. Pesawat ini juga memiliki kapasitas 12 ton (12.000 liter, 3.170 US galon) air.

Robot Selam Bawah Laut...

3 dari 4 halaman

Robot Selam Bawah Laut

Robot Selam Bawah Laut

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggunakan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) atau robot pendeteksi benda logam dalam air untuk membuktikan objek-objek tersebut. Robot tersebut dilengkapi dengan kamera guna membuktikan objek-objek tersebut. Robot tersebut dilengkapi dengan kamera.

"Mereka akan membuktikan melalui robot selam di bawah laut, mudah-mudahan dengan kamera selam itu bisa diambil kebenarannya," ujar Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama TNI SB Supriyadi.

Supriyadi mengatakan, pada dasarnya bukan badan atau ekor pesawat yang dicari, melainkan black box atau kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501. Black box itu pada umumnya memang selalu terdapat di ekor pesawat‎.

"Yang dituju sebenarnya bukan ekornya, tapi black box-nya. Ini hal-hal yang penting yang dapat membantu tim investigasi dalam melaksanakan tugas KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," kata Supriyadi.

Pinger Locator...

4 dari 4 halaman

Pinger Locator

Pinger Locator

Pinger locator menjadi pemburu canggih yang dimiliki Kapal Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT). Deputi BPPT Ridwan Djamaluddin mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan alat itu untuk memanggil sinyal kotak hitam pesawat AirAsia di perairan Selat Karimata yang diduga menjadi lokasi jatuhnya QZ8501.

"Kami sudah menyiapkan pinger locator. Kami masih menunggu kabar dari tim di KR Baruna Jaya I yang sudah berada di laut untuk mengirimkan alat tersebut," kata Ridwan Djamaluddin di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2015).

Pinger locator akan diturunkan ke laut kemudian mengirimkan sinyal ke kotak hitam pesawat AirAsia. Peralatan di kotak hitam ini, jelas Ridwan, kemudian akan menjawab sinyal panggilan pinger locator, sehingga diketahui lokasinya. (Ali/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini