Sukses

Sulitnya Robot Bawah Laut Cari AirAsia Saat Ombak Besar

Pada malam hari, penggunaan ROV tetap dilakukan tim SAR untuk mencari pesawat AirAsia QZ8501.

Liputan6.com, Pangkalan Bun - ‎Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Pertama TNI SB Supriyadi mengatakan, pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 menggunakan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) atau robot pendeteksi benda logam dalam air tetap dilakukan pada malam hari. Meskipun kondisi di dalam air gelap.

Supriyadi mengatakan, penggunaan ‎robot itu tak masalah pada malam hari. Sebab, Tim SAR Gabungan memiliki senter bawah laut. Dengan catatan cuaca bersahabat.

"Malam hari kalau cuaca baik kita akan laksanakan walaupun gelap, tapi senter bawah laut (tetap dibutuhkan). Cuaca baik, tenang, arus tenang kemungkinan malam hari bisa kita temukan (serpihan pesawat maupun jenazah)‎," ujar Supriyadi di Posko Utama Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2014).

Supriyadi ‎mengatakan, beberapa kapal Tim SAR Gabungan memang dilengkapi dengan ROV. Termasuk Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Namun demikian, untuk hari ini pencarian pesawat dengan menggunakan ROV dan peralatan bawah laut lainnya memang mengalami kendala. Terutama‎ dengan tinggi dan derasnya gelombang laut.

"Ombak keras, kabel (ROV) putus. Kamera juga tidak bagus lawan arus butek, gambar goyang terus. Visibiliti di bawah laut membuat kesulitan alat-alat tersebut bekerja," ujar Supriyadi.

Memasuki hari ke-7 pencarian dan evakuasi Pesawat AirAsia QZ8501 ini, total sudah 30 jenazah penumpang yang ditemukan dan dievakuasi Tim SAR Gabungan. Semua jenazah yang sudah ditemukan dan dievakuasi itu kini sudah berada di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi mendalam oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan co-pilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.

Pesawat itu berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Ali/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.