Sukses

DPRD Minta Ahok Angkat lagi Rencana Bangun Deep Tunnel

Deep tunnel di Malaysia dirasa sangat efektif mengurangi banjir dan kemacetan. Di Malaysia, deep tunnel itu dinamakan Smart Tunnel.

Liputan6.com, Jakarta - Wacana pembangunan terowongan bawah tanah (deep tunnel) ‎yang pernah kembali diangkat oleh Joko Widodo saat masih menjabat gubernur DKI kembali disuarakan DPRD DKI Jakarta. Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi mendorong Gubernur DKI Jakarta saat ini Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk melanjutkan rencana pembangunan.

Prasetio yang juga merupakan politisi PDIP itu menilai, infrastruktur tersebut diyakini bakal mampu menekan potensi bencana rutin tahunan ibukota tersebut.  

"Deep tunnel ini bisa menjadi solusi. Seperti halnya sodetan Cliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT). Sungai-sungai utamanya lainnya memungkinkan juga untuk disodet melalui deep tunnel ini," ujar Prasetio, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (30/12‎/2014).

Prasetio mengatakan, keyakinan tersebut muncul setelah dia melihat langsung infrastruktur deep tunnel di Kuala Lumpur Malaysia beberapa pekan lalu. Deep tunnel di Malaysia dirasa sangat efektif mengurangi banjir dan kemacetan. Di Malaysia, deep tunnel itu dinamakan Smart Tunnel.

Menurut dia, Negeri jiran tersebut telah membangun terowongan untuk mengatasi banjir di Kota Kuala Lumpur sejak 2003.

"Saya lihat itu di Malaysia, ternyata deep tunnel itu sangat efektif. Bila ini dibangun di Jakarta, saya yakin bisa mengurangi ratusan titik banjir di Jakarta," ucap dia.

Pria yang kerap disapa Pras ini menambahkan, untuk mewujudkan deep tunnel, Pemprov DKI dapat melibatkan swasta melalui penanaman investasi. Sehingga tidak perlu menggunakan APBD. "Kita ajak swasta untuk berinvestasi dalam proyek ini," ucap dia.

‎Diawal menjabat sebagai gubernur DKI, Joko Widodo sempat menyatakan keinginannya untuk membangun deep tunnel di Jakarta. Bahkan, Jokowi sempat ‘blusukan’ ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mempelajari konsep pengerjaan dan manfaat terowongan serupa yang lebih dulu ada di Malaysia.

Jokowi mengatakan, Jakarta memerlukan deep tunnel seperti yang pernah digagas mantan Gubernur Sutiyoso pada 2005 untuk mengatasi kemacetan dan mengurangi titik banjir di Jakarta.

Selain itu proyek tersebut dapat membantu mengurangi debit air Kali Ciliwung saat hujan turun. Seperti halnya Smart Tunnel, selain pengendali banjir, deep tunnel juga akan difungsikan sebagai jalan saat musim ‘kering’ melanda ibukota

Untuk pembangunannya, deep tunnel itu pun rencananya akan dibuat dari MT Haryono Jakarta Timur hingga ke Pluit, Jakarta Utara, sepanjang 22 kilometer dan diameter 12-16 meter. Anggarannya mencapai Rp 16 triliun. Namun, hasil riset Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyebut, proyek terowongan raksasa ini tidak efektif dan efisien. (Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.