Sukses

10 Tahun Tsunami untuk Aceh yang Lebih Baik

Hari ini 26 Desember tepat 10 tahun lalu gempa dan mega tsunami menghantam pesisir barat Aceh.

Liputan6.com, Aceh - Semangat dan keceriaan anak-anak muda Aceh yang membawakan tarian Rapa'i Geleng seakan cermin kondisi Aceh pasca-tsunami 10 tahun lalu. Ada optimisme dan semangat gotong-royong dalam lirik-lirik syair yang dibawakan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (26/12/2014), sikap optimistis dan kerjasama penanganan Aceh pasca-tsunami memang kunci jawaban pertanyaan besar. Bagaimana membangun Aceh setelah gempa 9,2 skala Richter dan mega tsunami menghancurkan banyak sendi kehidupan masyarakat pesisir barat Aceh.

Usaha bangkit dari musibah besar yang dilakukan bukan hanya oleh pemerintah dan masyarakat Aceh. Tapi juga dibantu oleh masyarakat internasional. Sekitar Rp70 triliun dana sumbangan dari berbagai negara untuk membantu aceh pasca-tsunami.

Dana bantuan dari negara yang peduli, lembaga-lembaga sosial 133 negara, perusahaan swasta, bahkan orang perorang, membuktikan kepedulian dan nilai nilai kemanusiaan melintasi batas-batas geografis dan identitas.

Upaya yang membuahkan hasil sekarang, 10 tahun setelah Smong atau tsunami melewati tanah rencong. Sejak awal 2005 pembangunan besar-besaran dilakukan di tanah bekas limpasan tsunami.

Lebih dari 142 ribu rumah dibangun, 1.000 pusat kesehatan masyarakat baru didirikan, hampir 2.000 sekolah berdiri menggantikan gedung sekolah yang hancur, 3.000 rumah ibadah baru juga berdiri megah sekarang.

Tak hanya membangun kembali kota yang habis dihantam tsunami, masalah psikis korban tsunami juga akhirnya bisa diselesaikan, bukti kuatnya mental rakyat Aceh menghadapi cobaan maha dahsyat.

Belajar dari pengalaman tsunami Aceh, tak hanya merehabilitasi dan merekontruksi kawasan yang terkena dampak tsunami, Indonesia juga melakukan antisipasi tsunami dengan menyebar tsunami early warning system (TEWS) disejumlah area di perairan sekitar Indonesia.

Perangkat TEWS yang juga disebut dengan buoy ini dilengkapi oleh sensor serta modem akustik untuk mendeteksi gempa atau gesekan lempengan yang berada di Samudera Hindia.

10 tahun setelah tsunami menerjang, jalan mulus membentang dari Banda Aceh ke arah Calang, Aceh Jaya. Gedung-gedung perkantoran, rumah ibadah dan sekolah berdiri megah. Infrastruktur pun kembali tertata. Masjid-masjid megah berdiri mengembalikan warna indah serambi Mekah.

Hari ini 10 tahun yang lalu tsunami mengubah wajah Aceh. 10 tahun masa rehabilitasi dan rekontruksi juga mengubah wajah Aceh saat ini.

26 Desember, tepat 10 tahun lalu bukanlah penanda sebuah perayaan. Peringatan 10 tahun tsunami Aceh adalah sebuah refleksi, apresiasi dan kebangkitan. (Dan/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini