Sukses

Kisah Toleransi yang Menyentuh Saat Natal

Seluruh umat beragama tentu mengharapkan kehidupan yang damai sentosa, saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Liputan6.com, Jakarta - Toleransi antarumat beragama tercipta pada perayaan Misa Malam Natal di Kota Jayapura, Papua, Rabu 24 Desember 2014 malam. Terbukti, ada sekitar 100 mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) turut membantu mengamankan pelaksanaan Misa tersebut.

"Biasanya kami membantu aparat keamanan dalam menjaga kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) . Tidak hanya malam Natal, biasanya kami ikut menjaga ketertiban di sekitar gereja pada siang harinya," ujar Ketua HMI Kota Jayapura Nasrul. Kata dia, ada sekitar 6 anggota HMI yang dikerahkan untuk membantu polisi mengatur arus lalu lintas dan juga mengamankan Misa Malam Natal.

Dalam membantu pengamanan ini, Nasrul mengaku, pihaknya tidak diberikan imbalan oleh siapa pun. Bantuan tenaga ini didasari niat tulus membantu umat nasrani agar dapat melakukan ibadah dengan baik. "Ini juga bukti kami untuk mencerminkan kerukunan umat umat beragama di Papua dan tetap menjalin komunikasi dengan semua umat ciptaan Tuhan," ucap dia.

Menurut Nasrul, setiap tahun keikutsertaan anggota HMI dalam pengamanan Natal terus bertambah. Biasanya anggota HMI harus bersiaga di lokasi pengamanan mulai pukul 15.00 dan berakhir pada pukul 24.00 WIT saat perayaan Misa Malam Natal. Sementara pagi hari saat perayaan Natal, biasanya mereka stand by di lokasi pada pukul 06.00 hingga pukul 12.00 WIT.

"Walau pun lelah, namun kami senang bisa ikut membantu dalam proses Misa Natal umat nasrani tetap berjalan lancar. Kami berharap kerukunan umat beragama di Papua dapat ditiru oleh warga lain di Indonesia," kata dia.

Sikap menghormati dan membantu antarumat beragama juga terjadi di Buckingham Street, London. Seorang pemilik restoran, The Grill menyediakan tempat makannya bagi tunawisma untuk merayakan Hari Natal. Mereka yang kurang beruntung tak bisa merayakan Natal di rumah sendiri, bisa makan gratis dan mendapat pelayanan potong rambut gratis di restoran itu.

"Saya seorang muslim,  tidak merayakan Natal. Tapi aku ingin membantu mereka yang kurang beruntung agar bisa merayakan Natal," ujar Usman Masjid, sang pemilik Restoran The Grill yang berlokasi di Buckingham Street, kepada Mix96.co.uk yang dikutip Liputan6.com.

Menyayangi sesama manusia adalah hal universal. Menurut dia, menolong orang lain tak harus memandang latar belakang. Siapa pun berhak mendapatkan bantuan. Perbedaan keyakinan bukanlah rintangan. "Tak peduli dari mana mereka, dan latar belakangnya, saya hanya ingin membantu," kata Majid.

Selain memberikan makan secara cuma-cuma dan menyediakan restorannya sebagai tempat merayakan Natal, Majid juga memberikan bantuan pakaian dan memberikan pelayanan potong rambut gratis.

"Kami memang tidak akan bisa mengubah hidup para tunawisma menjadi lebih baik ke depannya, tapi setidaknya selama 8 atau 9 jam, saya bisa membantu mereka merayakan Hari Natal," ungkap Majid.

Sementara, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menggelar open house di rumah dinasnya, di Jalan Besakih, Blok E11/35, Kuningan, Jakarta Selatan. Open house ini ditujukan bagi awak media bagi yang merayakan Natal ataupun tidak.

Dalam acara tersebut, Pak Wagub menyuguhkan hidangan pecel khas Blitar, Jawa Timur, yakni campuran sayur, tempe, tahu, telur dadar, dan sambal kacang. Didampingi istri Happy Farida, Djarot dengan ramah mengajak belasan awak media yang berkunjung berbincang santai.

Mantan Walikota Blitar‎ itu mengungkapkan open house bagi media tersebut tidak direncanakan sebelumnya, "Nggak ada pesanan dari Ahok. Jadi inipun baru tahu tadi malam, makanya tidak ada persiapan khusus," tutur Djarot. 

Pesan Natal

Berbagai pesan damai Natal diserukan oleh para pemimpin. Menjelang Hari Natal, Paus Fransiskus menulis surat untuk umat Nasrani di Timur Tengah. Sebuah surat yang berisi pesan solidaritas dan perdamaian antar-umat beragama.

Dalam suratnya Paus menyatakan keprihatinannya atas penderitaan yang terus dialami banyak warga di Timur Tengah akibat perang dan guncangan kelompok militan. "Pelecehan, kekerasan, dan tindakan yang tak berprikemanusiaan masih merajalela," ujar Paus, seperti dimuat situs Vatican Today.

Pemimpin tertinggi Takhta Vatikan itu mengaku sangat prihatin dengan nasib anak-anak, ibu-ibu, orangtua, tunawisma, dan para pengungsi yang terkena dampak perang dan serangan.

Paus juga mengecam maraknya perdagangan senjata yang digunakan untuk aksi kekerasan demi memenuhi nafsu berkuasa dari segelintir pihak. Dia juga meminta pemimpin negara di Timur Tengah untuk lebih peduli dengan kaum minoritas. "Semoga saudara-saudara sekalian diberikan kekuatan dalam menghadapi beratnya cobaan ini. Kuatkanlah iman kalian," ujar pria yang dikenal hidup bersahaja itu.

Presiden Jokowi melalui akun Facebook-nya tak lupa mengucapkan selamat Hari Raya Natal untuk seluruh rakyat Indonesia yang merayakan. Kedamaian pun menjadi harapan Jokowi.

"Kepada saudara-saudaraku umat Kristiani yang sedang merayakan hari Natal, Saya mengucapkan selamat hari Natal, Semoga Natal membawa kedamaian. Damai di langit, damai di bumi dan damai di hati," tulis Jokowi.

Selain Jokowi, Presiden ke-6 RI SBY juga punya harapan pada Hari Natal. Lewat Twitter, SBY menginginkan perayaan Natal menjadi bagian dalam membangun jiwa terang dan damai demi kehidupan bangsa.

"Saya & keluarga mengucapkan Selamat Natal kpd umat Kristiani di seluruh tanah air yang merayakan hari besar keagamaan ini. *SBY*," kicau SBY.

Semoga, harap SBY, perayaan Natal 2014 membawa kedamaian, kasih sayang, semangat toleransi dan kebahagiaan bagi seluruh umat Kristiani. "Sebagai seorang Muslim, saya mengajak utk makin memperkokoh kerukunan & membuat negeri ini tanah bagi kasih & persaudaraan. *SBY*."

SBY melanjutkan, di dunia banyak terjadi konflik dan kekerasan, karena hilangnya toleransi serta kurangnya sikap saling menghormati perbedaan. "Masih terjadi sikap & tindakan utk memaksakan nilai budaya, paham & keyakinan kepada pihak lain. Inilah yg harus kita tanggulangi. *SBY*," tutup Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo mengingatkan kepada seluruh umat Nasrani untuk terus menjaga keimanannya sebagai tanda kasih setia kepada Allah. Ia berharap, keluarga kristiani menjadi pribadi-pribadi yang dewasa.

"Semoga keluarga menjadi tempat anggota berkembang menjadi pribadi yang  semakin dewasa. Natal itu intinya sama, pesannya jelas yaitu Allah terlibat dalam kehidupan manusia, dia menjadi manusia yang artinya ikut merasakan kegembiraan dan cita-citanya," jelas Uskup Agung.

Dalam ucapan selamat Natal, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo berharap Indonesia tetap menjadi negara yang berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang majemuk dengan saling menggandengkan tangan tanpa ada pengecualian.

"Sebagai bangsa yang menempatkan ketuhanan pada sila pertama dasar negara, kita bisa menjaga dengan baik hubungan dengan agama apa pun. Semua harus menjaga dan saling toleransi," tutup Tjahjo saat memantau ibadah misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.

Tetap Meriah di Pengungsian

Secara umum, pelaksanaan Hari Natal telah berlangsung secara damai. Namun ada sebagian umat nasrani yang merayakannya dalam situasi sulit. Tapi hal itu tak menghilangkan khidmat dan meriahnya Natal.

Seperti yang terjadi bagi para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Mereka merayakan Natal di pos pengungsian, di Posko Utama Pendopo Bupati dan juga di gereja dengan meriah.

"Banyak bingkisan yang diterima pengungsi dari gereja maupun bantuan dari pihak luar," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya.

Sementara, ratusan jemaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Tambun, Bekasi, yang gerejanya disegel pemerintah setempat, menggelar Misa Natal di depan Istana Merdeka. Mereka ingin menarik perhatian Presiden Jokowi untuk mengambil langkah tegas terhadap pencabutan IMB gereja mereka oleh Pemda Bogor dan Bekasi.

Meski hanya berbekal payung dan alas berupa spanduk, para jemaat khidmat beribadah. Terik matahari tak menyurutkan mereka menyiapkan dekorasi Natal. Sebuah replika pohon natal yang terbuat dari susunan burung-burung kertas origami pun menghiasi lokasi ibadah.

Lain lagi di tahanan KPK. Sejumlah narapidana (napi) yang beragama Nasrani mengikuti Misa Natal 2014 di auditorium Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka adalah, Raja Bonaran Situmeang, Cahyadi Kumala, Antonio Bambang Djatmiko, dan Gulat Manurung.

Dipimpin oleh seorang pendeta dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Paulus, Freddy Tobing, keempat tahanan ini menangis penyesalan atas nasibnya saat ini berada di penjara. "Mereka menangis, menyesali perbuatannya. Mereka mengeluarkan air mata dan itu bukan air mata sinetron. Mereka tuh menyesali perbuatannya," ujar Pendeta Freddy Tobing di Gedung KPK, Jakarta.

Menurut Freddy, pada kesempatan itu, ia meminta keempat tahanan untuk ikhlas menerima nasibnya. "Tema kita itu Natal dalam damai dan kasih, kita sampaikan supaya mereka bisa menerima apa yang mereka alami sekarang, dan sudah pasti mereka akan menerima yang terbaik. Harus mereka jalani proses hukum," terang dia.

Apapun kondisinya, dalam kondisi serba berkecukupan atau serba kekurangan, seluruh umat Nasrani diharapkan bisa beribadah dan memperingati Hari Natal dengan khidmat dan damai. Toleransi sangat penting bagi negara yang telah berpayung ideologi atau semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Seluruh umat beragama tentu mengharapkan kehidupan yang damai sentosa, saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Selamat Hari Natal.... (Rzk/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.