Sukses

6 Kecelakaan Transportasi Paling Tragis pada 2014

Dua pesawat milik Malaysia, Malaysia Airlines, mengalami kecelakaan paling tragis di sepanjang 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan tragis mewarnai  2014. Duka paling mendalam dirasakan dunia penerbangan ketika 2 pesawat milik Malaysia, Malaysia Airlines, mengalami kecelakaan.

Salah satu pesawat, yakni MH370, bahkan sampai saat ini belum diketahui rimbanya. Bak ditelan bumi, pesawat yang membawa 239 penumpang itu menghilang saat dalam perjalanan dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, China.

Belum terhapus duka hilangnya MH370, dunia penerbangan kembali digemparkan kecelakaan tragis. Lagi-lagi menimpa Malaysia Airlines. Kali ini pesawat Malaysia Airlines MH17, ditembak di perbatasan Ukraina dan Rusia.

Duka mendalam juga dirasakan dunia transportasi laut. Sebuah kapal berpenumpang 449 orang, dengan sekitar 320 orang di antara siswa sekolah, tenggelam di lepas Pantai Jindo, Korea Selatan. Kapal bernama Sewol itu mengalami kecelakaan dalam perjalanan dari Pelabuhan Incheon, di Seoul barat, ke pulau wisata, Jeju, Korea Selatan.

Kecelakaan tragis lain yang menyedot perhatian selama 2014 yakni tenggelamnya Kapal Oryong milik Korea Selatan di perairan Rusia, Pesawat Sepahan Iran, dan Pesawat Air Alegrie. Berikut rangkumannya yang dihimpun Liputan6.com, Kamis (25/12/2014):

Selanjutnya: MH370 Raib...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

MH370 Raib

MH370

MH370 Raib

Inilah kecelakaan paling tragis sepanjang 2014. Pesawat Malaysia Airlines MH370 tiba-tiba saja lenyap setelah terbang meninggalkan Kuala Lumpur pada Sabtu 8 Maret 2014. Pesawat yang hendak menuju Beijing, China itu, hilang kontak dari menara pengawas pada pukul 02.00 dini hari. Baru terbang sekitar satu jam, pesawat ini mendadak lenyap dan tak diketahui rimbanya hingga saat ini.

Pesawat tersebut mengangkut 227penumpang dan 12 kru pesawat. Tujuh di antara penumpang adalah warga negara Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk mencari jejak pesawat tersebut, namun tak satu pun tanda-tanda berhasil ditemukan untuk mengungkap keberadaan bangkai pesawat.

Hilangnya MH370 memicu munculnya banyak spekulasi. Diduga pesawat dibajak teroris dan jatuh ke Samudera Hindia, ada juga spekulasi yang menyebut pesawat sengaja dibajak oleh pilotnya sendiri, ada juga yang menyebut pesawat raib karena kegagalan mekanis.

Baru-baru ini seorang mantan kepala maskapai regional Prancis Proteus Airlines, Marc Dugain, menduga MH370 ditembak Angkatan Udara Amerika Serikat dari sebuah pangkalan militer di Diego Garcia, sebuah pulau di wilayah Samudera Hindia Britania. Upaya pencarian pesawat kini masih terus berlangsung.

Selanjutnya: Tangis Dunia untuk MH17...

3 dari 7 halaman

Tangis Dunia untuk MH17

Boneka dan Bunga untuk Bocah Korban MH17

Tangis Dunia untuk MH17

Beberapa hari sebelum Idul Fitri, dunia penerbangan kembali berduka. Pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak di Desa Hrabove, Ukraina bagian timur, tepatnya di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina. Sebanyak 283 penumpang dan 15 awak pesawat tewas dalam insiden pada 17 Juli 2014 itu.

Pesawat jenis Boeing 777-200ER itu diduga ditembak dengan menggunakan rudal darat ke udara saat terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Laporan saksi mata menyebut pesawat tersebut ditembak 3 kali lalu jatuh dan meledak.

Hingga saat ini, baik dari kelompok separatis pro Rusia maupun Pemerintah Ukraina belum ada yang mengaku sebagai pelaku penembakan. Tapi dari beberapa temuan tim ahli, kuat dugaan pelaku penembakan mengarah ke kelompok separatis. Turut menjadi korban dalam kecelakaan tragis itu adalah 11 warga negara Indonesia.

Setelah sekian lama melakukan negosiasi dengan kelompok yang menguasai lokasi jatuhnya pesawat dan melakukan penyidikan, pada 9 Desember lalu, tim dari Belanda akhirnya bisa membawa pulang puing-puing pesawat MH17.

Belanda terlibat dalam investigasi kasus ini karena sebagian besar penumpang MH17 adalah warga negara Belanda. Saat kecelakaan, pesawat tengah terbang dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia.

Selanjutnya: Berakhirnya Perjalanan Sewol di Pulau Jindo...

4 dari 7 halaman

Berakhirnya Perjalanan Sewol di Pulau Jindo

Penyelamatan Kapal Feri Sewol di Korea Selatan

Berakhirnya Perjalanan Sewol di Pulau Jindo

Rabu pagi, 16 April 2014, di tengah laut yang dingin, ratusan orang berjuang menyelamatkan nyawa masing-masing. Kapal yang mereka tumpangi karam di lepas pantai Pulau Jindo, Korea Selatan.

Kapal bernama Sewol itu tenggelam di lepas Pantai Jindo dalam perjalanan menuju pulau wisata, Jeju. Kapal tersebut mengangkut 449 penumpang dan 27 awak kapal. Dari jumlah itu, 320 penumpang merupakan siswa sekolah menengah yeng hendak berlibur ke Pulau Jeju.

Kapten kapal dinyatakan bersalah karena dinilai lalai dalam menangani kapal yang karam. Dia kabur ketika para penumpang panik mencari bala bantuan. Atas kesalahan ini, Lee Joon-seok divonis hukuman 36 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Ginseng November lalu.

Selanjutnya: Terungkapnya Jejak Air Alegrie...

5 dari 7 halaman

Terungkapnya Jejak Air Alegrie

Cari Pesawat Air Algerie, 2 Jet Prancis Dikerahkan

Terungkapnya Jejak Air Alegrie

Pesawat Air Alegrie yang dilaporkan hilang kontak saat terbang dari Burkina Faso, Afrika Barat menuju Aljazair, Afrika Utara, pada Kamis 24 Juli telah ditemukan di Mali, Afrika.

Puing-puing pesawat yang mengangkut 116 orang ditemukan di daerah perbatasan Mali dan Burkina Fasco. Semua yang ada di dalam pesawat dipastikan tewas. Penemuan puing-puing pesawat dilaporkan komandan militer Burkina Faso pada 25 Juli 2014. Pesawat beserta isinya ditemukan hangus terbakar dan berserakan di mana-mana. Untuk evakuasi, dikerahkan jet tempur Prancis dan pasukan penjaga kedamaian PBB.

Pesawat dengan nomor penerbangan AH 5017 tersebut hilang kontak dari radar setelah 50 menit lepas landas dari Ouagadougou. Pemerintah Burkina Faso telah merilis daftar penumpang dalam pesawat tersebut, yang terdiri dari 27 warga Burkina Faso, 51 warga Prancis, 8 warga Lebanon, 6 warga Aljazair, 2 dari Luxemburg, 5 warga Kanada, 4 orang Jerman, masing-masing 1 warga Kamerun, Belgia, Mesir, Ukraina, Swiss, Nigeria dan Mali.

Selanjutnya: Perjalanan Akhir Sepahan Air di Pemukiman Warga...

6 dari 7 halaman

Perjalanan Akhir Sepahan Air di Perumahan Warga

Pesawat jatuh

Perjalanan Akhir Sepahan Air di Perumahan Warga

Pesawat yang mengangkut sekitar 48 penumpang itu jatuh di daerah perumahan dekat Bandara Mehrabad Teheran, Iran, pada Minggu 10 Agustus 2014. Dari jumlah itu, 40 orang termasuk beberapa anak-anak tewas seketika.

Dilaporkan pesawat Iran 140 Sepahan Air itu jatuh pada pukul 09.18 waktu setempat, tak lama setelah tinggal landas (take off) dari bandara. Pesawat dilaporkan sedang menuju ke Tabas di Iran Timur. Saksi mata menyebutkan, pesawat terlihat kehilangan kendali sebelum tinggal landas.

Selanjutnya: Belasungkawa Presiden Korea untuk Ornyong 501...

7 dari 7 halaman

Belasungkawa Presiden Korea untuk Ornyong 501

Presiden Korsel Berbelasungkawa ke Jokowi Soal WNI di Oryong 501

Belasungkawa Presiden Korea untuk Ornyong 501

Kapal penangkap ikan, Ornyong 501, tenggelam di Laut Bering, Rusia pada 1 Desember 2014. Kapal ini mendapat perhatian publik tanah air karena, dari 60 Anak buah kapal (ABK), 35 orang di antaranya merupakan warga negara Indonesia. Sisanya 13 dari Filipina, 11 warga Korsel, dan seorang warga Rusia

Dari jumlah itu, 14 orang ditemukan meninggal, 3 selamat dan 18 lainnya belum ditemukan. Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menyatakan belasungkawa atas jatuhnya korban WNI."Pernyataan itu disampaikan kepada Presiden Jokowi, di tengah pertemuan bilateral Park dengan koleganya dari Indonesia dan Myanmar di kota pelabuhan Busan," demikian seperti diberitakan BBC, Kamis (11/12/2014). (Sun/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini