Sukses

Dituding Retas Film Pembunuhan Kim Jong-un, Korut Ancam AS

Korut menyatakan siap bertempur, baik melalui serangan udara, darat, laut dan serangan siber.

Liputan6.com, Pyongyang - Jaringan komputer perusahaan film, Sony Pictures yang bakal menayangkan film 'The Interview' dihack atau diretas. Amerika Serikat menuding Korea Utara (Korut) sebagai dalang pembajakan tersebut lantaran negara tetangga Korea Selatan itu sempat mengancam AS atas film yang menayangkan fiksi pembunuhan Kim Jong-un.

Menanggapi hal itu, Pemerintah Korut melalui media pemerintah Korean Central News Agency (KCNA) menabuh genderang perang. Negeri pimpinan Kim Jong-un itu menyatakan siap bertempur melawan AS, baik melalui serangan udara, darat, laut dan serangan siber.

"Tentara dan rakyat kami siap sedia berkonfrontasi dengan Amerika Serikat di segala lini, termasuk perang siber," tulis KCNA, seperti dimuat BBC, Senin (22/12/2014).

"Konsentrasi kami sekarang adalah Gedung Putih, Pentagon, dan seluruh daratan Amerika," imbuh media pemerintah itu, yang juga menyebut Presiden Obama 'sembarangan' telah menuduh negaranya ada di balik peretasan Sony Pictures.

Biro Investigasi Federal AS (FBI) sebelumnya menyatakan Korut telah melakukan serangan siber terhadap Sony Pictures dengan membocorkan detail dan email.

"Kami sangat yakin pemerintah Korea Utara bertanggung jawab terhadap serangan ini.  Jika pemerintah Korea Utara ingin membantu, mereka harus mengakui kesalahan dan memberikan ganti rugi terhadap Sony atas kerusakan yang disebabkan oleh serangan ini," kata juru bicara Keamanan Nasional Kementerian Pertahanan AS Mark Stroh.

Menteri Luar Negeri Korut Ri Su Yon mengatakan pihaknya siap melakukan penyelidikan bersama dengan AS untuk mengetahui pelaku serangan siber.

"Atas tuduhan AS itu, kami mengundang untuk melakukan penyelidikan bersama. Kami harus membuktikan bahwa insiden ini tidak aka kaitannya dengan kami," kata Ri Su Yon.

Sebelumnya juru bicara (jubir) Pemerintah Korut menegaskan, film 'The Interview' telah melecehkan kepemimpinan 'Pemimpin Tertinggi' -- Supreme Leader.

"Membuat dan merilis sebuah film dengan alur cerita yang dimaksudkan untuk melecehkan kepemimpinan tertinggi kami, merupakan tindakan terorisme dan perang yang terang-terangan dan jelas tak akan dibiarkan," ujar jubir tersebut.

Dia menambahkan aksi provokatif AS yang begitu nekat dalam menggalang pembuat film gangster untuk menantang kepemimpinan Korut telah meniupkan 'hembusan kebencian dan kemarahan' rakyat dan tentara Korea Utara.

"Jika pemerintah AS membiarkan dan mempertahankan pemutaran film itu, akan diambil langkah pembalasan tanpa ampun," tandas pejabat itu.

Kisah The Interview

Film The Interview diperankan oleh aktor Hollywood yang biasa membintangi film komedi-laga, James Franco dan Seth Rogen. Dalam perannya, Franco dan Rogen memerankan pembawa acara dan produser sebuah talkshow yang diundang untuk mewawancarai Kim Jong-un, yang selanjutnya direkrut oleh Dinas Rahasia Amerika Serikat, CIA, untuk membunuh sang pemimpin.

Trailer film itu sudah ditayangkan di YouTube dan menunjukkan seorang aktor mirip Kim Jong-un, serta adegan pertempuran yang melibatkan tank, helikopter serta peluncuran rudal nuklir Korea Utara.

Seth Rogen, salah satu dari 2 sutradara 'The Interview' mengatakan baru-baru ini, bahwa pembuatan filmnya itu diilhami oleh perjalanan para jurnalis ke Korut.

"Orang mendiskusikan mengenai akses jurnalis ke manusia-manusia paling berbahaya di dunia, dan para jurnalis itu secara hipotetik, berada dalam situasi sangat baik untuk membunuh mereka."

Dia menambahkan, film itu awalnya berkisah tentang pertemuan dengan Kim Jong-il. Tetapi mereka harus mengubah skenario ketika Kim Jong Il meninggal dunia pada tahun 2011 dan diganti dengan putranya Kim Jong-un. (Riz/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.