Sukses

Ditjen PAS Usulkan Teknologi Deteksi Barang Terlarang di Lapas

Sejauh ini, razia barang terlarang di lapas masih dilakukan secara manual yang tentu tidak efektif bila pengunjung sedang padat.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan ponsel, laptop, dan senjata tajam hasil razia di seluruh lapas dan rutan di Jakarta dimusnahkan. Selama ini, razia memang terus dilakukan, tapi tetap saja ditemukan barang-barang terlarang itu.

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) pun meminta pemerintah menyediakan teknologi lebih mutakhir untuk mendeteksi semua itu. Direktur Jenderal Pemasyarakatan Handoyo Sudrajat mengatakan, pihaknya masih kekurangan dalam teknologi. Sejauh ini, razia masih dilakukan secara manual yang tentu tidak efektif bila pengunjung sedang padat.

"Misalnya untuk mencari HP. Ada alat deteksi HP yang bisa mengetahui posisinya kalau sedang aktif saja. Nah ada sebenarnya yang bisa mendeteksi HP walaupun sedang tidak aktif," kata Handoyo di Rutan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2014).

Hal serupa juga dibutuhkan untuk mengetahui jalur percakapan pada ponsel atau laptop yang disita dari para warga binaan. Saat ini, pihaknya belum memiliki teknologi secanggih itu. Ditjen PAS pun akan bekerja sama dengan BNN, KPK, bahkan BNPT.

"Untuk mengetahui percakapan data yang dikirim lewat alat itu. Alat itu kan tidak kami miliki dan yang memiliki itu KPK, BNPT, dan lainnya," kata Handoyo.

Belum lagi soal narkoba. Baik lapas atau pun rutan kerap dijadikan lokasi peredaran narkoba, bahkan memproduksi dan mengendalikan jaringan peredaran narkoba. Hal ini pula yang harus diajarkan kepada petugas lapas agar dapat mengantisipasi semua kemungkinan tindak pidana.

"Di Rutan Cipinang ini juga ditemukan 17 paket yang dipisah-pisah, dan jika diramu bisa menjadi satu jenis narkoba. Kami kan tidak pernah memperoleh pengetahuan itu. Makanya kami minta BNN membantu melatih staf kami," jelas dia.

Peningkatan teknologi ini sudah masuk dalam usulan anggaran tahun 2015. Usulan tersebut juga sudah diberikan kepada Kemenko Polhukam terutama untuk alat deteksi ponsel dan narkoba.

"Karena dalam kondisi kunjungan yang padat, memeriksa pengunjung secara detail akan memakan waktu, sementara modus napi selundupkan barang juga selalu berkembang. Maling kan selalu selangkah di depan petugas," tandas Handoyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.