Sukses

Penyandera Siswi SD di Gresik Dikenal Ramah dan Suka Menolong

Inaq Aminah, salah satu tetangga mengaku, Fuad adalah sosok yang baik dan selalu ramah dengan warga di sekitarnya.

Liputan6.com, Mataram - Suasana rumah duka pelaku penyanderaan siswi SD di Gresik, Jawa Timur, yang ditembak mati oleh tim Resmob Polres Gresik, Fuad Ahmad diselimuti isak tangis keluarga.

Pantauan Liputan6.com, Kamis (18/12/2014) di rumah duka yang terletak di Jalan Saleh Sungkar, Kebon Roek, Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), berbagai warga datang bertakziyah atau melayat, mulai dari sanak famili hingga teman.

Berdasarkan penuturan keluarga, semasa hidupnya Fuad dikenal anak yang rajin, dan berbakti kepada orang tuanya, meskipun dia sedikit nakal. Karena itu, keluarga sangat yakin almarhum tidak sengaja melakukan tindakan nekat yang membahayakan orang lain.

"Dia memang nakal, tetapi dia tidak mungkin nekat, terbukti dari telepon dia ke saya saat menyandera korban. Ia menjelaskan kalau dia menyandera itu karena kesal permohonan perlindungannya tidak digubris pihak Kodim," ujar Sahlan, kakak kandung Fuad.

Inaq Aminah, salah satu tetangga mengaku, Fuad adalah sosok yang baik dan selalu ramah dengan warga di sekitarnya. Dia pun kaget setelah mendengar berita tentang kematian Fuad yang ditembak polisi.

"Dia baik, ramah, saya kaget dengar berita di televisi yang katanya ia meninggal ditembak," tutur nenek berambut putih itu.

Hal senada juga diungkapkan salah seorang teman akrab Fuad, Sofyan Hadi. Dia mengatakan, selama berteman, Fuad adalah sosok yang rendah hati dan peduli kepada teman-temannya. Jika teman-temannya membutuhkan sesuatu, dia selalu membantu.

"Selama saya berteman almarhum sangat baik, sering membantu temannya yang lagi kesusahan. Apalagi waktu kami nongkrong, dia kadang-kadang datang membawakan rokok," ungkap Sofyan.

Fuad Ahmad tewas tertembus timah panas polisi, setelah melakukan penyanderaan seorang siswi SD di Kantor Kodim 0817 Gresik, Jawa Timur Rabu 17 Desember 2014. Kematian warga Lombok itu pun menimbulkan penyesalan di hati keluarga karena dia justru sedang meminta perlindungan aparat akibat adanya ancaman pembunuhan. (Rmn/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini