Sukses

Cegah Kasus Andrea Terulang, Polisi Berpakaian Preman Dikerahkan

Andrea Salma meninggal dunia akibat luka serius di bagian kepalanya setelah terjatuh dari sepeda motor akibat dijambret.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penjambretan yang dialami Andrea Salma (39) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada 5 Desember 2014, menjadi perhatian khusus Polda Metro Jaya. Guna mencegah terulangnya peristiwa tersebut, polisi berpakaian preman kini dikerahkan di jalanan, termasuk di angkutan umum.

"Ada beberapa anggota yang berpakaian dinas atau preman yang di bidang tugasnya masing-masing, termasuk di angkutan umum untuk antisipasi kejadian-kejadian tersebut," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (15/12/2014).

Rikwanto mengatakan, jajarannya juga dibekali dengan senjata meski pun bukan senjata api laras panjang. Tak hanya itu, mereka yang diturunkan juga dibekali keahlian melakukan penyamaran layaknya penumpang atau warga biasa.

"Ya, senjata yang ada padanya ini untuk mendeteksi sekaligus mengantisipasi. Jadi sifatnya tertutup, jadi tidak kelihatan penumpang atau pun pelaku," tambah Rikwanto.

Dengan upaya tersebut, Rikwanto berharap pihaknya dapat meminimalisasikan kejahatan jalanan, sehingga memberikan rasa aman bagi warga masyarakat Jakarta.

"Sampai saat ini sudah mulai berjalan. Mudah-mudahan mereka (pelaku) berpikir 2 kali untuk lakukan kejahatan. Kalau pun ada (tindak kejahatan) itu lebih mudah untuk tertangkap tangan," ucap Rikwanto.

Andrea Salma (39) meninggal dunia akibat luka serius di bagian kepalanya setelah terjatuh dari sepeda motor. Korban diduga menjadi korban penjambretan di atas motor pada 5 Desember 2014 di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. (Rmn/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.