Sukses

Lelang Gratifikasi KPK di Yogyakarta, Keris Terjual Rp 1,9 Juta

Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengatakan, penerimaan negara bukan pajak hasil dari gratifikasi mencapai Rp 20 miliar.

Liputan6.com, Yogyakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melelang barang hasil gratifikasi pada Festival Antikorupsi di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Dalam lelang ini, sebuah keris terjual Rp 1.900.000 dari nilai awal lelang Rp 514.800.

Belum diketahui jenis keris yang dilelang ini, namun peserta antusias mengambil bagian lelang gratifikasi KPK. Hingga akhirnya terjual senilai Rp 1.900.000. Barang gratifikasi yang dilelang KPK mencapai 217 benda.

"1.300 pelapor gratifikasi sekarang sudah 2.100. Dari bermacam pelapor. Tentu orang yang sudah sadar bahwa gratifikasi sebagai tindak pidana," ujar Wakil Ketua KPK Zulkarnain di Yogyakarta, Kamis (11/12/2014).

Zulkarnain mengatakan, dari laporan gratifikasi, nilai tertinggi mencapai Rp 297 juta. Ia berharap, pejabat negara, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum melapor KPK bila menerima gratifikasi atau hadiah kepada pejabat negara.

"Satu orang ada yang melapor adanya gratifikasi paling tinggi mencapai Rp 297 juta," ujar Zulkarnain.

Zulkarnain menambahkan, KPK menjadi satu satunya lembaga yang memiliki kewenangan dan menetapkan status gratifikasi. Hingga saat ini sudah ada penerimaan negara bukan pajak hasil dari gratifikasi mencapai Rp 20 miliar. Hasil dari lelang gratifikasi ini nantinya masuk ke negara.

"Sudah sekitar Rp 20 M dari penerimaan negara bukan pajak," ujar dia.

KPK melelang berbagai benda mulai dari baju batik, ballpoint Mont Blanc, jam tangan, parfum, sabuk, keris, sepeda hingga voucher. Nilai yang dihasilkan pun bervariasi mulai dari puluhan ribu hingga jutaan. Sepeda merek Polygon Premier 3.0 terjual Rp 2.550.000 dari nilai awal lelang senilai Rp 1.407.900.

Sementara itu Santoso warga Gamping, Yogyakarta mengaku tertarik mengikuti seksi lelang gratifikasi KPK. Walaupun tidak ikut sebagai peserta ia berharap agar peserta dapat menawar setinggi-tingginya agar pendapatan negara semakin banyak.

"Ya asyik lelangnya. Kalau tahu, tadi pengin ikut. Tapi jam 12 tadi sudah ditutup," ujar Santoso. (Mvi/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.