Sukses

12 Gambar Menakjubkan Bumi dari Luar Angkasa

Sejumlah satelit mengabadikan permukaan Bumi dari angkasa secara detil, termasuk WorldView-2 dan WorldView-3 milik perusahaan DigitalGlobe.

Liputan6.com, Colorado - Dari angkasa luar, Bumi terlihat mirip kelereng biru yang berotasi melawan arah jarum jam. Berkat kemajuan teknologi, terkuak rupa lain dari planet manusia.

Sejumlah wahana antariksa mengabadikan permukaan Bumi dari angkasa secara lebih detil, termasuk WorldView-2 dan WorldView-3 milik perusahaan DigitalGlobe -- yang masuk jajaran satelit komersial tercanggih.

Satelit-satelit tersebut memiliki resolusi sedemikian tajam, sampai-sampai Pemerintah Amerika Serikat melarang sejumlah citra yang dihasilkan dipublikasi untuk umum. Tak semua gambar diloloskan.

Setiap bulan Desember, DigitalGlobe mengadakan jajak pendapat di situs jejaring sosial Facebook untuk memilih citra satelit favorit. Berikut di antaranya yang Liputan6.com kutip sebagian dari News.com.au, Kamis (11/12/2014):

http://cdn1-e.production.liputan6.static6.com/medias/778519/big/074889200_1418207955-105851-bcc6017e-8005-11e4-9363-aba3d5afaa70.jpg

Gambar di atas mengabadikan letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Indonesia. Sejak September 2013 lalu, hingga saat ini, Sinabung tak henti-hentinya 'batuk'. Muntahan abunya mengubur lahan-lahan pertanian subur di kaki gunung, mengusir ribuan warga dari rumahnya.

Tak hanya membuat pemandangan di sekitarnya kelabu, Sinabung juga merenggut nyawa. Di antaranya 14 orang yang ditemukan tewas terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung, yang berada dalam zona bahaya I.


Bentrok antara pendemo anti-pemerintah dan pasukan huru hara mengubah lapangan kebebasan alias "Maidan" di jantung Kiev, Ukraina menjadi zona tempur.

Dari ratusan kilometer di atas permukaan Bumi, kericuhan itu terlihat abstrak, mirip seperti yang ada dalam game komputer SimCity.

DigitalGlobe mengatakan, lembaga pemerintah bisa menggunakan satelitnya untuk melacak pergerakan massa, dengan memonitor perubahan kerumunan orang dan tenda, mencari tahu di mana blokade ditempatkan, dan indikator potensi terjadinya eskalasi kekerasan. 



Sebagian wilayah Antartika kehilangan lapisan esnya, rata-rata 6,1 miliar ton per tahun. Satelit mampu melacak perubahan iklim lewat terjadinya lelehan gletser, naiknya level air laut, dan cuaca ekstrem.

Lapisan es dan tepian gletser – terus luruh. Gletser menyusut dan menghanyutkan lebih banyak es ke lautan sekitar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kebakaran Hutan Hingga Malapetaka Polusi




Gelombang panas dan angin Santa Ana mengipasi kebakaran di negara bagian California, Amerika Serikat. Aktivitas kuliah di California State University di Kampus Camarillo juga terpaksa dihentikan sementara. Karena kobaran api dan asap tebal merambat menuju ke sana.



Gambar satelit mengabadikan asap tebal yang keluar dari cerobong-cerobong raksasa pembangkit listrik yang ditenagai batu bara. Bercampur dengan polutan lain, polusi mengganggu pernafasan warga di sejumlah kota besar di Tiongkok. Memicu 'airpocalypse'.



Satelit juga mampu menangkap citra konser band Arcade Fire atau Metallica dari angkasa luar -- lewat tenda-tendanya yang berwarna warni milik permen dan kerumunan orang di sekitarnya.

Es yang menutupi Samudera Arktik meleleh, membuka jalur pelayaran baru. Sebuah kesempatan yang tak disia-siakan perusahaan migas untuk melakukan eksplorasi.





Menurut Digital Globe, badan pertahanan dan intelijen bergantung pada citra sebuah bandara untuk kepentingan data dan analisis pola. Juga terkait situational awareness atau kesadaran situasional.  

3 dari 3 halaman

Tambang Berlian Hingga Eksodus Besar-besaran




Tambang Diavik yang berada di wilayah terpencil Northwest Territories, Kanada memproduksi berlian yang dijadikan perhiasan-perhiasan mewah yang dipasarkan di seluruh dunia.

Pada November 2014, perusahaan tambang raksasa Rio Tinto mengumumkan rencana ekspansi senilai 420 juta dolar Australia di tambang tersebut. 



Satelit juga mengabadikan momentum eksodus besar-besaran warga dari Kota Sinjar, Irak, di mana pengungsi Yazidi melintasi gunung curam untuk menghindari pembantaian merajalela yang dilakukan militan ISIS.



Penangkapan ikan berlebihan (overfishing) di seluruh dunia menghabiskan stok ikan yang hidup liar di lautan. Cara lain dipilih, yakni dengan akuakultur atau sistem pembudidayaan ikan.

Satelit dapat digunakan untuk memantau kandungan oksigen, ganggang yang mekar, dan kondisi penting di perairan di sekitar tambak ikan besar, juga serta kerusakan hutan bakau dan habitat alami lainnya.



Sebuah kota kecil dekat perbatasan Turki, Kobani, menjadi  zona tempur perang saudara di Suriah. Di sana militan ISIS bertempur sengit dengan pasukan Kurdi di tengah serangan udara Amerika Serikat.

Sementara, warga dari seluruh Suriah menuju Kobani untuk melarikan diri ke negara tetangga. (Ein/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.