Sukses

Polisi: Kasus Perampokan dalam Taksi Diotaki ST

Pada 25 November, ST dan ES melakukan observasi dan pemetaan lokasi tempat mencari korban yang naik taksi.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus perampokan dalam taksi putih terungkap. Sebanyak 3 orang yakni ST, ES, dan AS ditangkap polisi sebagai dalang atas peristiwa yang memakan 2 korban itu.

Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto mengungkapkan, dari 3 tersangka tersebut, ST merupakan otak dari aksi perampokan dalam taksi.

"Otak dari kasus ini adalah pelaku berinisial ST. ST juga yang melakukan pencurian taksi dengan logo Express di kawasan Kuningan," kata Heru di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (8/12/2014).

Heru menambahkan, awalnya ST tak berniat untuk melakukan aksi perampokan di dalam taksi. Ia hanya berniat menjual taksi hasil curiannya guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Niatan ST merampok muncul ketika bertemu temannya yang juga satu komplotan perampok, yakni ES.

"Kemudian ketemu si ES untuk jual (taksi) kan, terus ES dibilang sulit buat jual taksi. Kemudian pada tanggal 25 November diputuskan untuk melakukan perampokan," tutur Heru.

Kemudian, pada 25 November, ST dan ES melakukan observasi dan pemetaan lokasi tempat mencari korban.

"Mereka coba observasi. Dari observasi yang mereka lakukan, ES ternyata nggak kuat di dalam bagasi. Setiap 15 menit dia gedor-gedor bagasi minta keluar. Dia nggak tahan. Tahu ada begitu, kemudian ST pulang untuk renovasi dan modifikasi taksinya dengan cara membobol penghalang antara bagasi dan kursi belakang. Dan kemudian berhasil," tutur Heru.

RP, seorang karyawati pulang malam dari kantornya menjadi korban perampokan pada 1 Desember 2014. Untuk bisa segera sampai di rumah dia memilih taksi putih ternama Ibukota. Dari kawasan SCBD, Jakarta Selatan, taksi pun melaju menembus pekatnya malam.

Hingga di pertengahan jalan, warga Tanah Abang, Jakarta Pusat itu dibuat kaget dan ketakutan. Seseorang tiba-tiba menjebol kursi belakang. Sosok penjebol itu muncul dari balik bagasi. Lalu menodongkan pisau sambil meminta barang berharga milik RP.

Ponsel iPhone 5S, laptop, kalung emas, serta kartu ATM digasak. RP juga dipaksa mencairkan uang tunai dari ATM miliknya di sebuah minimarket di Jalan Ciniru, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Wanita lain berinisial RW mengalami perampokan pada Jumat 28 November 2014 di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Modusnya sama seperti kasus RP. Juga dengan taksi putih atau 'taksi siluman' mirip dengan logo Express.

Pihak Taksi Express membantah armadanya terlibat kejahatan itu. Pihak Express menyatakan, taksinya diduplikasi oleh penjahat yang ingin memanfaatkan nama besar mereka. (Mvi/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.