Sukses

Indonesia Dapat Belajar Reformasi Pendidikan di Negara Maju

"Sikap paling bertanggung jawab adalah melihat masalah, kemudian urun tangan menyelesaikan masalah," Anies Baswedan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tidak boleh berkecil hati menghadapi masalah-masalah yang terjadi di dunia pendidikan. Banyak negara juga pernah memiliki persoalan pendidikan yang sama besarnya dengan Indonesia.

Untuk lepas dari masalah pendidikan, negara-negara tersebut melakukan sejumlah reformasi yang prosesnya berlangsung selama puluhan tahun. Efeknya kemudian dirasakan pada tahun-tahun belakangan ini.

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan dan Menengah (Menbud Dikdasmen) Anies Baswedan mengatakan, Indonesia bukan satu-satunya negara dengan masalah pendidikan. Anies menyebut Tiongkok, Korea Selatan, Amerika Serikat, Polandia, Inggris, dan Finlandia sebagai contoh negara-negara yang berhasil keluar dari persoalan pendidikan.

“Mereka kerja serius dan bisa berubah,” tutur Anies dalam silaturahim dengan kepala dinas pendidikan provinsi, dan kabupaten/kota seluruh Indonesia di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin 1 Desember 2014.

Anies Baswedan menunjukkan dalam paparannya tentang 'Evolusi Hijau' yang dilakukan pemerintah Tiongkok. Reformasi tersebut dilakukan pada Juni 2013 yang mengeluarkan panduan untuk seluruh provinsi dalam mereformasi model penilaian mutu pendidikan. Ada 5 area yang menjadi perhatian, yaitu perkembangan moral, perkembangan akademik, kesehatan jiwa dan raga, perkembangan minat dan bakat unik, serta pengurangan beban akademik.

Contoh lainnya dan masih negara di kawasan Asia yang disebutkan Anies adalah Korea Selatan.

"Mereka juga melakukan reformasi, melihat kenyataan yang ada di sekolah-sekolah di Korea. Mereka kemudian mengubah yang dulu berorientasi pada skor atau tes-tes. Apa yang terjadi? Bimbingan belajar lebih penting daripada sekolah. Pemerintah di sana kemudian melakukan beberapa reformasi untuk mengurangi ketergantungan pada tes,” jelas Anies.

Selanjut ada reformasi pendidikan Amerika Serikat.

Amerika Serikat mendorong inisiatif kurikulum inti. Pemerintah federal menggunakan politik anggaran untuk mendorong negara bagian menyesuaikan kurikulum daerah dan tes terstandarnya dengan Common Core. Ironisnya, ketika AS mengetatkan standarisasi untuk mengejar China dan Korsel, justru kedua negara belahan Asia Timur itu mereformasi pendidikannya menjadi lebih fleksibel seperti pendidikan di Negeri Paman Sam sebelumnya.

Reformasi pendidikan di Finlandia berkembang berkat pemikiran Tokoh Indonesia...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Reformasi Pendidikan di Negara-negara Eropa

Reformasi pendidikan negara-negara di Eropa tak luput dari pengamatan Anies Baswedan, seperti Polandia, Inggris, dan Finlandia.

Pada tahun 1998, Polandia melakukan reformasi pendidikan dimulai dengan membuat kurikulum inti yang baru. Polandia juga mengirimkan 25% guru kembali ke LPTK untuk dididik kembali, serta mengubah jalur pendidikan dengan memundurkan penjurusan siswa selama setahun.

Terakhir, guru diberi otonomi untuk memilih buku teks sendiri serta mengembangkan atau memilih di antara lebih dari 100 opsi kurikulum spesifik yang sudah disetujui oleh pemerintah pusat.

Sedangkan reformasi pendidikan di Inggris, pemerintah Inggris baru saja menerapkan kurikulum baru yang menjadi pembicaraan karena memasukkan materi pemrograman komputer kepada siswa sejak dini untuk melatih kemampuan logika. Perubahan kurikulum dilakukan secara bertahap: Diumumkan pada 2010, dilanjutkan penyusunan dan uji publik intensif selama 2 tahun, uji coba penerapan pada tahun 2013, diakhiri dengan penerapan bertahap mulai tahun 2014 sampai dengan 2017.

Khusus untuk Finlandia, mantan Rektor Universitas Paramadina itu mengatakan, pendidikan di Finlandia dikembangkan berdasarkan sejumlah buku yang ditulis Ki Hajar Dewantara yang merupakan Menteri Pendidikan pertama di Indonesia. (baca: Pendidikan di Finlandia Maju Berkat Ki Hadjar Dewantara)

Ia menambahkan, negara-negara ini berkaca dan menengok masalah yang terjadi di negaranya masing-masing, lalu melakukan perubahan. Sama dengan Indonesia, masalah yang ada harus dilakukan perubahan.  

"Kita harus berubah. Jangan mulai dari saling menyalahkan. Sikap paling bertanggung jawab adalah melihat masalah, kemudian urun tangan menyelesaikan masalah. Mari kita mulai hari ini,” kata Menteri Anies Baswedan.

(Adv/Gil/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini