Sukses

Surat Terbuka Ketua DPP PPP untuk Djan Faridz dan Suryadharma Ali

"Tidak betul telah terjadi perusakan, apalagi penyerangan atas kantor DPP PPP pada Selasa 2 Desember, saya ada di DPP mengamati."

Liputan6.com, Jakarta - Pendukung Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy atau Romi menyerbu Kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa 2 Desember lalu. Ketua DPP PPP Sigit Hariyanto buka suara.

Melalui sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada mantan ketua umum PPP Suryadharma Ali (SDA) dan Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta Djan Faridz (DF), Sigit mengatakan berita soal perusakan dan penyerangan Kantor DPP PPP tidak benar. Ia mengatakan hal ini karena saat kejadian, dia mengaku tengah berada di dalam DPP dan melihat apa yang terjadi.

Berikut surat terbuka yang dikeluarkan Ketua DPP PPP Sigit Hariyanto pada Kamis (4/12/2014) di Jakarta untuk Suryadharma Ali dan Djan Faridz:

Surat terbuka utk DF dan SDA

Tidak betul telah terjadi perusakan, apalagi penyerangan atas kantor DPP PPP. Selasa 2/12 sy ada di DPP mengamati. Lebih tidak betul lagi, kelompok yg datang atas perintah Ketua Umum. Krn nya, dokumen apapun yg seolah-olah berisikan perintah penyerangan yg disebutkan di ttd ketua umum dipastikan palsu atau rekayasa.

Dari awal DPP PPP mengedepankan cara bermartabat dlm mengelola partai. Tapi justru kantor terus diduduki. Ketika tgl 2/12 diingatkan dg cara damai, justru pagar digembok dan diistilahkan ada penyerbuan. Saya hanya menyerukan kembalilah ke jalan persaudaraan.

Sy juga menghimbau jgn mengumbar pernyataan yg memperkeruh pergaulan antar umat beragama, krn semua yg dituduhkan adalah imajinasi utk lari dr persoalan sebenarnya, yaitu absennya legalitas dan tak adanya dukungan kepengurusan dari bawah.

Sungguh memprihatinkan terus menari di atas emosi sektarian, apalagi ada mantan Menag. Bagaimana mungkin ada perusakan musolla di dalam pagar, sedangkan ratusan polisi membarikade diluar pagar. Klo ada penyerbuan, pastilah aparat sdh bertindak.

Sy juga saya himbau tdk bermain api SARA dg menyulut emosi umat beragama. Kasian saudara2 sebangsa kita non muslim yg ditarik2 ke dalam persoalan ini padahal tdk pernah ada. Siapa yg mulai menduduki sejak 12 Sep 2014, sampai hari ini tdk mau pergi dg tak ada alasan?

Sudah ttd kesepakatan ishlah penggunaan bersama kantor DPP, baru 2 jam bapak tarik sepihak dg alasan adanya tekanan, padahal jelas ada ratusan aparat yg memediasi. Ini akhlak macam apa? Sy himbau saudara2ku, sadar dan bertobatlah. Partai dan kantor ini milik umat, bukan milik bapak-bapak.

Salam konstitusi

Sigit Hariyanto
Ketua DPP PPP

(Sun/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.