Sukses

JK: Narkoba Ibarat Virus, ASEAN Perlu Bersatu Memberantasnya

Wapres JK mengaku malu dengan tertangkapnya Guru Besar Universitas Hasanuddin Profesor Musakkir karena kasus narkoba.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan, masalah narkoba begitu pelik, sehingga bisa disamakan seperti virus ataupun teroris. JK menuturkan untuk memberantas narkoba tidak bisa dilakukan sendirian, maka ia meminta agar negara-negara ASEAN bekerja sama.

"Masalah narkoba bukan soal keamanan lagi‎, tapi sudah seperti virus dan teroris. Ini masalah kita bersama, sehingga kita perlu sama-sama memberantasnya," tutur JK dalam acara The 3rd ASEAN Ministerial Meeting on Drugs, di Jakarta, Rabu (3/12/2014).

Acara ini dihadiri pula perwakilan negara Asean. Mereka adalah ‎Menteri Energi Brunei Darussalam Pehin Dato Dr Mohammad Yasmin Umar, Vice Chairman of The National Authority for Combating Drugs Kao Khondara, Chairman of LCDC Kou Chansina, Menteri Dalam Negeri Malaysia Dato Seri Dr Ahmad Zahid Bin Hamidi, Deputi Kementerian Dalam Negeri Myanmar Kyaw Zan Myint, Anggota DDB Filipina Rommel L Garcia, Menteri Dalam dan Luar Negeri Singapura Masagos Zulkifli, Menteri Keadilan Jenderal Paiboon Kumchaya, Deputi Komisioner Kepolisian Vietnam Letjen Pol Do Kim Tuyen, dan Sekjen Asean Le Luong Minh.

Di hadapan delegasi asing, itu JK juga menuturkan kadangkala merasa malu bila mengingat parahnya peredaran narkoba di Indonesia. Ia mencontohkan, Guru Besar Universitas Hasanuddin Profesor Musakkir yang tertangkap karena kasus narkoba.

"Masalah narkoba di Indonesia tak hanya menyerang generasi muda, tapi juga kaum intelektual. Kadang saya malu kalaul mengingat kemarin ada seorang profesor dari universitas asal saya, yang ditangkap karena narkoba. Artinya bukan hanya murid, tapi gurunya bisa ditangkap," imbuh dia.

"Kenapa kita harus kerja sama? Karena seperti virus atau teroris, tak ada lintas batas. Bisa masuk mana saja termasuk ASEAN, apalagi akan ada komunitas ASEAN pada tahun depan. Ini sangat rentan untuk diantisipasi. Saya tahu ada banyak cara untuk mengatasinya," terang JK.

‎Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, kerja sama ASEAN untuk sama-sama menumpas narkoba perlu dilakukan, agar tidak seperti Amerika Selatan. Di negara tersebut, narkoba sudah merajalela dan menjadi bisnis kartel.

Kerugian Narkoba Capai Triliunan

Kepala BNN Jenderal Anang Iskandar menambahkan, masalah narkoba merugikan negara. Tiap tahunnya kerugian mencapai puluhan triliun.

Anang juga menuturkan, di antara semua negara di Asean, Indonesia merupakan negara yang paling besar kerugiannya. "‎Masalah yang menjadi komitmen semua negara Asean karena kerugian dari seluruh Asean kurang lebih Rp 100 triliun dan separuh dari itu, kurang lebih Rp 48 triliun adalah kerugian Indonesia akibat bisnis narkoba," ujar Anang.

Angka tersebut dihasilkan karena besarnya penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Selain itu, BNN akan lebih mengawasi negara tetangga, terutama Malaysia agar para mafia ‎narkobanya tak masuk ke Indonesia dan bebas menyuplai barang haram tersebut.

"‎Malaysia (paling diawasi), karena secara empiris memang kita dapat data pengedar narkotika di samping melalui Malaysia, juga melalui Timor timur dan Papua Nugini. Dari perbatasan-perbatasan ini yang paling sering kita tangkap asalnya dari Malaysia," kata dia.

Hasil forum pemberantasan narkoba ini, Anang mengatakan institusinya akan mengubah pola kerja. Bila dulu lebih menyasar para pengedar, maka sekarang lebih berpusat pada para konsumennya. (Mvi/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini