Sukses

Keluar dari Bursa Calon Ketum, Airlangga Hartato Tetap di Golkar

Kepada para pendukungnya selama ini, Airlangga mengucapkan terima kasih dan mempersilakan memilih calon ketua umum lainnya.

Liputan6.com, Nusa Dua - Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menarik diri dari pencalonan sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2014-2019. Namun demikian, Airlangga menyatakan tetap berada di Golkar untuk mengawal konstitusi partai.

"Saya akan menaati dan mengawal konstitusi partai. Saya tidak akan keluar dari Golkar atau mendirikan partai baru. Saya ingin berjuang agar Golkar menjadi partai yang aspiratif, kuat, dan progresif," ujar Airlangga di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Selasa (2/12/2014).

Kepada para pendukungnya selama ini, Airlangga mengucapkan terima kasih dan mempersilakan memilih calon ketua umum lainnya. Dia tidak mengarahkan pendukungnya untuk memilih calon ketum. "Tidak (mengarahkan)," kata dia.

Airlangga menyatakan mundur dari pencalonan karena penyelenggaraan Munas di Bali tidak demokratis, tidak adil, dan penuh rekayasa. Kelompok yang tidak mendukung Aburizal Bakrie atau Ical sebagai calon ketum Golkar periode mendatang diakali panitia penyelenggara Munas.

"Mereka tidak memperoleh materi Munas, yakni jadwal acara, tata tertib (tatib), rancangan sidang komisi sampai dengan acara pembukaan dimulai, Minggu (30 November) malam," ujar Airlangga.

Akibatnya, pihaknya kebingungan dan sulit merumuskan langkah-langkah. Sementara pihak yang mendukung Ical sudah mendapatkan lebih dulu, bahkan telah membahas sebelum Munas dibuka.

Selain itu, dalam pembahasan tatib, pemimpin sidang tidak membahas butir demi butir seperti lazimnya dilakukan pada sidang pembahasan, namun seluruh butir tersebut langsung disahkan layaknya sidang penetapan.

"Padahal, di dalam tatib tersebut ada pasal yang berkaitan dengan pencalonan ketum, yang tidak sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang merupakan konstitusi partai," ketus dia.

Airlangga mengatakan, pemandangan umum yang merupakan forum penilaian atas kinerja Partai Golkar, diubah menjadi sarana untuk mencalonkan dan memilih Ical sebagai ketum secara aklamasi. (Mvi/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.