Sukses

Tolak Harga BBM Naik, Mahasiswa Makassar Bentrok dengan Satpol PP

2 pekan berjalan, protes penolakan kenaikan harga BBM terus berlangsung di sejumlah daerah. Seperti di Makassar dan Depok, Jawa Barat.

Liputan6.com, Makassar - 2 pekan berjalan, protes penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus berlangsung di sejumlah daerah. Seperti yang terjadi di Balaikota Makassar, Sulawesi Selatan di Jalan Ahmad Yani.

Dalam tayangan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (1/12/2014), terjadi aksi saling dorong antar-mahasiswa yang hendak menemui Walikota Ramdhan Pomanto dihalangi oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Aksi dorong pun berubah menjadi makin tak terkendali saat sejumlah mahasiswa memukuli Satpol PP dan karyawan pemkot dengan kayu yang berisikan spanduk tuntutan.

Tak terima dipukul, para Satpol PP dan karyawan pemkot pun balik menyerang mahasiswa hingga berlarian menjauhi Balaikota Makassar. Sejumlah mahasiswa yang tertangkap tak pelak menjadi sasaran kemarahan hingga terluka.

Bentrokan mereda setelah sejumlah petugas kepolisian dari Polrestabes Makassar datang melerai kedua belah pihak yang bertikai. Polisi menggiring mahasiswa masuk ke Kantor Polrestabes Makassar yang tak jauh dari Balaikota Makassar.

Demonstrasi ini dilakukan terkait dengan kenaikan harga BBM dan tewasnya seorang warga bernama Arif pada November lalu.

Pada saat demo BBM, mahasiswa juga mendesak Ramdhan Pomato untuk meminta maaf secara terbuka kepada mahasiswa terkait pernyataannya bahwa mahasiswa Makassar anarkis dan menolak segala bentuk kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi dari pemerintah pusat.

Sementara itu, protes kenaikan harga BBM juga terjadi di Depok, Jawa Barat. Ratusan buruh se-Kota Depok melakukan konvoi dengan sepeda motor.

Aksi mereka sempat memenuhi Jalan Juanda dan Jalan Margonda sehingga tidak bisa dilewati kendaraan lain. Bahkan di kedua ruas jalan ini, buruh membentuk blokade sehingga kemacetan tak bisa dihindari.

Konvoi ini berhenti dan berorasi di depan Kantor BPJS Jalan Margonda. Dalam aksinya mereka mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurunkan harga BBM karena berimbas pada kehidupan buruh dengan gaji rendah.

Selain itu, para buruh juga menuntut kenaikan upah yang signifikan agar mampu mengimbangi kenaikan harga berbagai kebutuhan setelah harga BBM naik. (Mar/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.