Sukses

Mesir Bergolak Lagi, 1 Jenderal dan 5 Demonstran Tewas Ditembak

5 Orang tewas menyusul bentrokan dengan aparat keamanan. Sementara, orang bersenjata menembak mati seorang jenderal di Kairo, Mesir.

Liputan6.com, Kairo - Gelombang unjuk rasa di Mesir, kembali memakan korban jiwa. Kali ini sedikitnya 5 orang tewas menyusul bentrokan dengan aparat keamanan dalam demonstrasi besar oposisi menentang pemerintah Mesir, kemarin.

"Korban tewas itu semuanya dari pihak pengunjuk rasa dan puluhan orang lain cedera akibat terkena tembakan aparat keamanan di Matariyah, Kairo Timur," kata tim medis lapangan, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (29/11/2014).

Bentrokan sengit juga terjadi di Kota Bani Sweif, 120 kilometer selatan Kairo. Namun sejauh ini belum ada laporan mengenai jatuhnya korban.

Selain di Kairo, unjuk rasa bertema 'Al-Intifadhah al-Syabab al-Muslim' (Pemberontakan Pemuda Muslim), dan 'Al-Tsaurah al-Islamiyah wa Isqat Hukmil Askary (Revolusi Islam dan Pelengseran Rezim Militer) itu juga digelar di berbagai kota di Negeri Piramida itu.

Kendati demikian, para pengunjuk rasa dari kelompok oposisi itu tidak berhasil mencapai Bundaran Tahrir, jantung kota Kairo, yang menjadi ikon revolusi yang menumbangkan Presiden Husni Mubarak pada 2011 dan pelengseran Presiden Mohamed Moursi pada Juli 2013.

Di Kairo, konsentrasi pengunjuk rasa hanya berlangsung beberapa tempat di pinggiran kota. Di antaranya di Helwan (Kairo Selatan), Matariyah (Kairo Timur), Ain Shams (Kairo Timur), dan Shobra Kheima (Kairo Utara).

Terhambatnya pengunjuk rasa mencapai pusat kota Kairo itu akibat penjagaan ekstra ketat dari aparat keamanan dan polisi. Kendaraan patroli militer dan polisi beriringan parade di jalan-jalan utama di Kairo dengan suara meraung-raung memekakkan telinga.

Berbagai pintu masuk Bundaran Tahrir itu diblokade dengan kawat berduri dan tank tempur. Pintu-pintu itu hanya dibuka sedikit, ruas jalan seukuran satu bus untuk lalu lintas.

Malahan ratusan pendukung pemerintah yang mengusung gambar Presiden Abdel Fatah al-Sisi tampak memenuhi Bundaran Tahrir tersebut. Pendukung pemerintah di Bundaran Tahrir juga mengusung spanduk dan selebaran bertuliskan 'Ikhwani Irhabi' (Orang Ikhwanul Muslimin adalah Teroris).

Sementara itu, jumlah unjuk rasa besar yang menamakan diri 'Koalisi Nasional Melawan Pemerintah Kudeta' itu tidak sebanyak yang diperkirakan. Demo besar ini pertama kali diserukan Front Salafi dan didukung oleh Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohamed Moursi.

Front Salafi berikrar akan terus melancarkan selama sepekan mendatang dengan seruan 'Usbu Allahu Akbar Yadun Wahid' (Sepekan Allahu Akbar, Satukan Barisan).

Jenderal Tewas Ditembak

Hari yang sama atau Jumat 28 November 2014, sekelompok orang bersenjata di dalam mobil menembak mati seorang Brigadir Jenderal Mesir dan melukai 2 tentara lainnya di Kairo timur.

"Serangan itu terjadi beberapa jam menjelang protes yang direncanakan oleh kelompok Islam yang telah mendorong polisi dan militer untuk meningkatkan kehadiran mereka di ibukota (Kairo) dan kota-kota Mesir lainnya," demikian pernyataan pihak militer Mesir, seperti dilansir AFP.

Identitas para penyerang tidak jelas, namun kalangan militan menewaskan puluhan polisi dan tentara sejak militer menggulingkan presiden dari kubu Islamis, Mohamed Moursi pada Juli tahun lalu.

Pihak militer menambahkan bahwa para penyerang mengendarai kendaraan tanpa pelat nomor. Para pejabat keamanan sebelumnya mengatakan petugas yang tewas ditembak itu adalah berpangkat kolonel.

Beberapa polisi berpangkat tinggi dan perwira militer telah tewas dalam serangan sejak penggulingan Moursi itu. Pemecatan Moursi dan penahanannya menyebabkan tindakan keras pada para pendukungnya yang menewaskan ratusan orang dan ribuan dipenjara.

Banyak serangan militan telah terjadi di utara Semenanjung Sinai, di mana militan telah bersumpah setia pada kelompok garis keras Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mengontrol bagian-bagian dari kedua negara tersebut.

Kelompok Ansar Beit al-Maqdis juga telah melakukan serangan di Kairo dan Lembah Nil, termasuk percobaan pembunuhan atas diri Menteri Dalam Negeri Mesir Mohammed Ibrahim tahun lalu dengan sebuah bom mobil. (Ant/Ans)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini