Sukses

`Batuscen` Universitas Brawijaya Raih Medali Emas di Korea

Membanggakan, 3 Mahasiswa Indonesia berjaya di Korea

Citizen6, Jakarta Riska Amalia (PTIIK/2011), Susilowati (Teknik Kimia/2011), dan Windy Antika AW (Statistika/2011) berhasil membawa pulang medali emas dari gelaran International Youth Invention Contest  (IYIC) 2014 berkat karyanya; Baterai Kaktus Centong atau disingkat “Batuscen”. IYIC 2014 diselenggarakan oleh Korea University Invention Association (KUIA) selama tiga hari, 7 – 9 Agustus 2014 di Seoul Trade Exhibition & Convention (SETEC), Korea. Para peserta berasal dari berbagai negara, seperti Indonesia, Filipina dan Malaysia.

Invensi ini merupakan hasil Riset yang dilakukan oleh 3 Mahasiswa Universitas Brawijaya yang didukung oleh Universitas Brawijaya. Hasil penelitian ini merupakan penerapan teknologi aplikatif mengenai energy terbarukan dan ramah lingkungan berupa baterai yang relatif mudah dalam membuatnya, dapat diperbaharui, ramah lingkungan dan dapat diisi ulang. Produk baterai kaktus centong yang dihasilkan mempunyai kualitas yang standar dan terbukti telah dapat menjadi energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Teknologi ini belum ada yang mematenkan, karena hampir semua Industri baterai di Indonesia menggunakan bahan baku yang berasal dari bahan-bahan kimia, komponen-komponen penyusun baterai ini akan berdampak negatif bila mencemari lingkungan, misalnya kadmiun dan mangan. 

Hasil searching di beberapa situs paten dan beberapa publikasi juga belum ditemukan adanya penerapan kaktus centong (Opuntia ficus-indica) sebagai baterai yang dapat mengalirkan arus listrik.

Hasil penelitian yang mencakup kualitas dan kuantitas arus dan tegangan batuscen telah melalui beberapa pengujian, pengujian tersebut meliputi uji kimiawi dan fisik. Batuscen menghasilkan 9.4645 volts dan 5.12 mA, dengan tegangan dan arus tersebut Batuscen dapat menyalakan lampu LED, jam dinding, jam tangan, kalkulator dan handphone.

Keuntungan, keunggulan, dan manfaat yang diperoleh dari Batuscen (Baterai Kaktus Centong) ini adalah sebagai berikut:
Keuntungan:
Biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan Batuscen sangat terjangkau dengan peralatan yang mudah diperoleh, sehingga batuscen dapat dikomersialkan. Batuscen dapat menjadi solusi krisis energi yang terjadi di Indonesia dan di dunia.
Keunggulan:
Baterai kaktus centong memiliki keunggulan yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Dalam segi ekonomi biaya produksi Batuscen sangat terjangkau. Bahan dasar pembuatan Batuscen (baterai kaktus centong) yaitu kaktus centong mudah diperoleh dan mudah dikembangbiakkan.
Manfaat:  
-    Sebagai salah satu alternatif pemecahan permasalahan krisis energi di era global.
-    Sebagai tauladan bagi perusahaan baterai ataupun yang berkaitan dengan listrik.

Ringkasan Invensi   

Invensi tentang penciptaan, dan pembuatan baterai listrik ramah lingkungan dan dapat diperbaharui dengan teknik yang sederhana, murah harganya, mudah didapat bahan-bahannya dan mudah pengoperasiannya, sehingga terjangkau oleh industri dan perusahaan kecil dan menengah.

Konsep dasar yang dikembangkan pada peralatan ini ialah aplikasi rangkain seri-paralel pada jus kakstus centong yang dimasukkan kedalam aki motor atau aki mobil bekas. Kaktus centong memiliki kandungan elektrolit yang kuat sehingga jus kaktus centong dapat mengantarkan arus listrik dan dapat menyalakan barang-barang elektronik seperti jam tangan, jam dinding, kalkulator, lampu LED dan sebagai carger handphone.

Pengirim:

Windy Antika

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.