Sukses

5 Fakta Kunjungan Jokowi ke Singapura Paling Sedot Perhatian

5 Fakta mengiringi Jokowi saat pergi ke Singapura untuk menghadiri wisuda putranya. Berita itu menjadi terpopuler.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi terbang ke Singapura Jumat 21 November 2014. Ia terbang bersama istrinya untuk menghadiri wisuda putra bungsunya, Kaesang Pangarep yang baru saja lulus dari Anglo-Chinese School (ACS), Singapura.

Ada 5 fakta dalam kepergian Jokowi ke Negeri Merlion tersebut. Selain disambut hangat warga setempat, pria bernama lengkap Joko Widodo ini juga menggunakan uang sendiri.

Berita tersebut menjadi salah satu informasi yang paling diburu pembaca Liputan6.com sepanjang Minggu 23 November 2014. Tak hanya itu, kabar kasus pembunuhan Sri Wahyuni juga masih menjadi berita yang paling banyak dicari.

Berikut 5 berita paling terpopupler yang dihimpun Senin (24/11/2014):

1. Dipenjara 17 Tahun, Nenek Ini Ternyata Tak Bersalah

Doa Susan Mellen akhirya terkabulkan. Pihak pengadilan akhirnya memutuskan bahwa nenek berusia 59 tahun itu tak bersalah. Tak benar jika ia membunuh seorang tunawisma.

Namun kebenaran itu baru diketahui setelah Susan menjalani hukuman penjara 17 tahun di rumah tahanan California, Amerika Serikat. Perempuan tua itu kini telah menghirup udara bebas.

"Sungguh buruk, apa yang telah terjadi padanya," kata hakim Mark Arnold, dalam rilis berita lokal, yang dimuat News.com.au, Minggu (23/11/2014).

Hakim tersebut mencabut apa yang telah disangkakan kepada Susan, yakni tuduhan bahwa ia membunuh pria tunawisma Richard Daly pada tahun 1997 silam. Itu jelas tidak benar.

Lantas mengapa hakim sebelumnya telah memutuskan vonis tersebut? Selengkapnya ada di sini

2. Warga Tetap Salami Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyempatkan diri untuk bersepeda di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta dalam kegiatan rutin mingguan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB)

Di tengah kesibukannnya mempimpin negara dan mengatasi segala penolakan terkait kenaikan Bahan Bakar Subsidi (BBM), ternyata Jokowi masih dielu-elukan oleh masyarakat.

Pantauan Liputan6.com, Minggu (23/11/2014), Jokowi bersepeda dari Istana Merdeka menuju Bundaran HI ditemani Komandan Paspampres, Mayjen Andika Perkasa, serta sejumlah Paspampres yang bersepeda juga.

Sontak hal tersebut membuat para warga yang melihatnya terkejut, dan berkumpul mendekati dirinya. Tidak ada perasaan marah atau kecewa yang ditunjukkan sebagian orang terkait kenaikan BBM.

Selengkapnya baca di sini.

3. Honda Freed Sri Wahyuni Kado Ultah Suami

Sri Wahyuni tewas membusuk di dalam mobil Honda Freed di tampat parkir Terminal D2, Bandara Soetta. Ada kisah tersendiri dari mobil Honda Freed milik Sri di mata Yan Siregar, suami dari Sri.

Yan menuturkan mobil itu hadiah ulang tahun saat Sri masih hidup 4 tahun lalu. "Mobil itu saya belikan saat ibu (Sri Wahyuni) ulang tahun empat tahun lalu," kata Yan di Mapolres Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu 23 November 2014.

Tak hanya itu, angka 136 dan huruf SRI di pelat nomor mobil tersebut juga memiliki makna tersendiri. Dituturkan Yan, angka 136 merupakan tanggal lahir mendiang istrinya.

"Ibu (Sri Wahyuni) lahir tanggal 13 Juni 1972. Sedangkan SRI di huruf belakang pelat nomor itu nama ibu," kenang Yan.

Selengkapnya silakan baca ini.

4. Ada 5 Fakta dalam Kunjungan Jokowi ke Singapura

Dengan menumpangi pesawat komersial, Presiden Jokowi dan istri terbang ke Singapura, Jumat 21 November 2014. Kehadirannya di Negeri Merlion itu untuk menghadiri acara wisuda putra bungsunya, Kaesang Pangarep yang baru saja lulus dari Anglo-Chinese School (ACS), Singapura.

Ada banyak cerita dalam kunjungan Jokowi ke Singapura kurang dari 24 itu. Mulai dari ber-selfie bersama teman-teman Kaesang, sarapan bersama PM Singapura Lee Hsien Loong, juga ada kisah tentang Jokowi yang dipinjamkan mobil selama berada di negeri jiran tersebut.

Tak hanya itu, Jokowi juga menggunakan uang pribadi dalam kunjungan tersebut. Dan hanya beberapa paspampres yang turut menyertainya dalam kegiatan itu.

Selengkapnya baca di sini.

5. DPR Tak Punya Wibawa

Keputusan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk tidak melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPR disebut bukan kesalahan Rini maupun Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Pengamat politik Ray Rangkuti menjelaskan bahwa panggilan DPR itu bukan merupakan pelanggaran konstitusi, di mana DPR sekarang masih belum menyelesaikan konflik internal mereka.

Pengamat Komite Pemilih Indonesia (TEPI) Jerry Sumampow menilai, sikap Rini tersebut menegaskan bahwa DPR tidak mempunyai kewibawaan.

"DPR kita sekarang telah kehilangan kewibawaan. Jelas sikap Rini itu menegaskan DPR tidak punya wibawa. Karena perkelahian 2 kubu KMP dan KIH, karena itu DPR harus memperbaiki diri mereka dulu, baru memanggil seseorang," jelas dia.

Selengkapnya baca di sini. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini