Sukses

Kenya Serukan Kaum Muslim dan Non-Muslim Lawan Al Shabab

Pemerintah Kenya menilai pembantaian 28 orang dalam sebuah bus di Kenya pada Sabtu kemarin adalah upaya untuk memulai perang agama.

Liputan6.com, Nairobi - Pembantaian 28 orang dalam sebuah bus di Kenya adalah upaya untuk memulai perang agama. Demikian disebut Abdikadir Mohammed selaku penasihat senior Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta.

"Warga Kenya dari semua agama dan kepercayaan harus bersama-sama melawan kejahatan yang amat keji ini," ujar Abdikadir seperti dikutip BBC, Minggu (23/11/2014).

Dia meyakini kalau serangan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan konflik agama di antara warga Kenya.

"Tujuan dari serangan tersebut adalah untuk menciptakan konflik antara muslim dan non-muslim di negara ini. Tujuannya untuk menciptakan perang agama dan perselisihan agama di Kenya," kata Abdikadir.

Dia juga mengklaim bahwa pembantaian yang dilakukan telah mengundang kecaman yang keras dari ulama di Kenya. Karena itu dia meminta warga dari semua agama untuk bersatu melawan kekejaman tersebut.

"Kami memiliki banyak pemimpin muslim yang hari ini (Sabtu) sangat mengutuk serangan tersebut dan menyerukan warga Kenya dari semua agama dan kepercayaan untuk berdiri bersama-sama melawan," tambah Abdikadir.

Kelompok bersenjata Al-Shabab menyerang sebuah bus di Kenya utara Sabtu kemarin dan menembak para penumpang non-muslim hingga tewas. Bus tersebut sedang dalam perjalanan ke ibukota Nairobi, ketika berhenti di Mandera, tidak jauh dari perbatasan Kenya dan Somalia.

Kelompok bersenjata tersebut kemudian memisahkan penumpang muslim dari penumpang non-muslim dengan meminta para penumpang untuk membaca ayat-ayat Alquran, ungkap para pejabat dan saksi. Para penumpang yang gagal membacanya kemudian ditembak di kepala.

Palang Merah Kenya mengonfirmasi 28 dari 60 penumpang bus tewas di mana 19 di antaranya merupakan laki-laki dan sembilan perempuan. Salah satu penumpang yang selamat, Douglas Ochwodho, bercerita bagaimana ia hendak dibunuh tetapi tidak ditembak dan kemudian berpura-pura mati di antara mayat-mayat.

Kelompok al-Shabab yang berbasis di Somalia telah melakukan sejumlah serangan di Kenya sejak 2011. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.