Sukses

Juru Parkir Jadi-jadian

Penindakan oleh pemerintah seperti penertiban lokasi yang rawan parkir liar dan pemberantasan premanisme di lahan parkir.

Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan yang tinggi akan lahan parkir membuat bisnis lahan parkir menjadi incaran banyak pihak. Namun sayangnya, sisipan premanisme terkadang muncul.

Hal itu berkaitan dengan lahan yang sebenarnya bukan digunakan untuk parkir. Disinilah pungutan liar terjadi dan muncul. Para penguasa wilayah berbisnis lahan parkir ilegal yang cenderung merugikan.

Lalu lintas Jakarta yang padat nyaris mampet tak bergerak. Sejumlah angkutan umum yang hobi berhenti sembarangan, baik hanya untuk menurunkan penumpang hingga menunggu penumpang menjadi penyebab kemampetan.

Parkir sembarangan juga kerap menjadi faktor macet. Langkah penertiban sebenarnya terus dilakukan pemerintah. Salah satunya Pemprov DKI Jakarta yang menerapkan cabut pentil untuk pelanggar parkir liar.

Satu lagi penyebab kekisruhan ini adalah hadirnya juru parkir (jukir) jadi-jadian yang dengan cueknya menggunakan sebagian ruas jalan untuk jadi lahan parkir kendaraan.

Polisi pun tak tinggal diam. Beberapa jukir palsu dirazia dan diamankan ke kantor polisi. Tapi ternyata, jukir jadi-jadian masih bergentayangan.

Tim Sigi Investigasi mendapatkan info ada beberapa oknum jukir palsu (liar) yang terlihat seperti jukir resmi memakai seragam berwarna biru. Terlihat layaknya jukir profesional, jukir palsu ini mengutip uang ke setiap kendaraan yang parkir. Dan  karcis parkir yang digunakan dibelinya dari seseorang.

Seragam jukir ternyata didapat di sebuah pasar. Dan benar saja, di pasar itu kami mendapatkan salah satu kios yang menjual baju seragam jukir.

Pada malam harinya, kami mengikuti jukir liar ini membeli beberapa gepok tiket parkir. Tiket parkir itu dijual dengan harga Rp 15.000 per gepoknya. 1 gepoknya berisi 50 lembar senilai Rp 3.000 untuk kendaraan roda 4 dan Rp 2.000 untuk kendaraan roda 2. Tak jelas keaslian tiket parkir ini, namun untung yang ditangguk berkali-kali lipat.

Beberapa mini market juga kami sambangi mengingat lahan parkir disini biasanya tak dipungut biaya. Disini pun terjadi pungutan parkir liar. Rupanya disini kami mendapatkan fakta. Hasil pungutan parkir ilegal ini sebagiannya digunakan untuk membeli minuman keras (miras).

Di tempat yang berbeda, halaman sebuah mini market lainnnya kami datangi. Fakta pesta miras oplosan para jukir palsu juga terjadi disini.

Saat jam istirahat para pekerja kantoran tiba, itulah saatnya para jukir liar menuai rezeki. Dan ternyata uang hasil parkir liar ini harus disetor sebagian ke penguasa wilayah.

Sore harinya lokasi parkir kembali kami intip, ternyata jukir sudah berganti lagi dengan yang lain. Rupanya ada pembagian jam kerja antara waktu siang, sore, dan malam hari.

Lokasi yang sangat strategis, pastinya akan menghasilkan uang lumayan besar menjadi incaran para penguasa wilayah parkir liar. Hukum atau aturan yang jelas tertera di sepanjang jalan seperti rambu lalu lintas tak dihiraukan sama sekali.

Kami mendapat kesempatan untuk melihat salah satu jukir liar menyetor sebagian pendapatannya ke sejumlah orang yang mereka sebut sebagai penguasa wilayah.

Dengan bantuan seorang informan, kami mulai menggali informasi peta setoran di wilayah kekuasaannya. Kami pun diajak tur ke beberapa wilayah parkir liar yang dikuasainya. Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mempunyai aturan tegas terkait jukir liar yang makin marak.

Meski begitu, sebenarnya ada juga jukir berlisensi yang sah. Jukir resmi mengantongi izin beroperasi. Surat tugas dari Dishub DKI Jakarta selalu dibawa saat bekerja.

Fenomena jukir liar bisa menjamur kehadirannya. Salah satunya adalah karena persoalan lapangan pekerjaan yang terbatas. Dan satu lagi yang menjadi masalah yaitu jukir liar cenderung bermakna negatif karena menyerempet pelanggaran hukum.

Cukup banyak kerugian yang timbul akibat bisnis parkir liar ini. Lalu lintas terhambat karena penggunaan badan jalan, pengutipan uang secara tidak sah di beberapa lokasi yang berbau pemalakan terhadap warga, dan banyak kasus lainnya.

Penindakan oleh pemerintah seperti penertiban lokasi yang rawan parkir liar dan pemberantasan premanisme bisa menjadi alternatif jalan keluar mengatasi persoalan ini.

Penasaran bagaimana para juru parkir liar bisa bebas melakukan aksi ilegalnya? Saksikan selengkapnya video yang ditayangkan Sigi Investigasi SCTV, Sabtu (22/11/2014), di bawah ini. (Vra/Nan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.