Sukses

Foto Satelit Ungkap China Bangun Pulau di Spratly

Selain China, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam, dan Taiwan juga mengklaim kepemilikan atas perairan Kepulauan Spratly

Liputan6.com, Washington DC - Sejumlah gambar satelit menunjukkan bahwa China membangun pulau di atas terumbu karang di Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, yang luasnya cukup sebagai lapangan terbang.

Seperti dikutip Reuters dari majalah IHS's Jane, Sabtu (22/11/2014), pembangunan pulau itu segera memicu kekhawatiran mengenai niat Negeri Tirai Bambu mengubah wilayah sengketa yang kaya kandungan mineral tersebut menjadi pangkalan militer. Sehingga dapat berujung pada ketegangan dengan negara-negara lain.

Selain China, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam, dan Taiwan juga mengklaim kepemilikan atas perairan yang sama di wilayah sengketa Laut China Selatan.

IHS's Jane menjelaskan, gambar yang mereka peroleh menunjukkan bahwa pulau yang dibangun Tiongkok setidaknya mempunyai panjang 3.000 meter dengan luas 200 hingga 300 meter. Cukup luas untuk dijadikan sebagai landasan pacu pesawat udara.

Tindakan pihak Beijing tersebut terungkap di tengah desakan Amerika Serikat agar semua negara yang bersengketa di Laut China Selatan untuk menghentikan aktivitas provokatif.

Kalangan internasional pun mengkhawatirkan eskalasi sengketa meski negara-negara pengklaim sudah berupaya merundingkan code of conduct atau pedoman kode perilaku  sebagai penyelesaian.

IHS's Janes menganalisis bahwa China di tempat yang sama juga membangun pelabuhan di sebelah timur yang cukup besar untuk menerima peralatan perang berat.

Saat ditanya mengenai temuan IHS Janes, Kolonel Angkatan Udara China Jin Zhirui menolak berkomentar. Namun menegaskan bahwa negaranya perlu membangun sejumlah fasilitas di Laut China Selatan demi tujuan strategis.

"Kami harus keluar untuk turut berpartisipasi dalam penciptaan perdamaian regional dan global. Kami membutuhkan dukungan seperti ini, termasuk radar dan intelijen," kata Jin, seperti dilansir IHS's Jane.

Reklamasi pulau itu merupakan proyek keempat China di Kepulauan Spratly dalam 18 bulan terakhir dan merupakan yang terbesar. Fiery Cross Reef, nama tempat China membangun pulau, merupakan tempat Tiongkok menempatkan sejumlah tentara dan dilengkapi fasilitas dermaga, sistem pertahanan udara dan laut, peralatan komunikasi, serta rumah hijau.

Pihak Beijing sebelumnya menolak seruan pemerintah AS untuk menghentikan seluruh aktivitas di perairan sengketa, Kepulauan Spratly. Tiongkok bahkan menegaskan dapat membangun apa pun yang diinginkan di Laut China Selatan.

Media di Hong Kong pernah memberitakan rencana Tiongkok membangun pangkalan udara di Fiery Cross Reef. Namun pada Agustus silam, Wakil Kepala Departemen Perbatasan dan Urusan Kelautan Kementerian Luar Negeri China mengatakan tidak mengetahui adanya rencana tersebut. (Ant/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.