Sukses

Diserang Saat Peringati Hari Transgender, Kepala Waria Retak

Kepala dan pinggul waria tersebut dipukul dan ditendang oleh beberapa orang tak dikenal saat memperingati Hari Transgender di Tugu Yogya.

Liputan6.com, Yogya - Sejumlah aktivis yang merupakan anggota Jaringan Perempuan Yogyakarta (JPY) menjadi korban kekerasan oleh orang tak dikenal saat memperingati "Transgender Day of Remembrance" atau Hari Transgender di Tugu Yogya, Yogyakarta, Kamis 20 November 2014 malam kemarin. Aktivis JPY pun melaporkan kasus ini ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Mario Pratama, salah satu anggota JPY mengatakan ada 4 rekannya yang menjadi korban kekerasan. Para korban yang merupakan anggota Lesbian Gay Biseks dan Transgender (LGBT) masing-masing berinisial AL, MUS, BER dan HA.

Tama, panggilan Mario Pratama, menuturkan awalnya ia dan sejumlah anggota LGBT menggelar peringatan Hari Transgender di Tugu Yogya, pada Kamis malam sekitar pukul 20.00-21.00 WIB.

Setelah peringatan berakhir, sebagian besar peserta meninggalkan lokasi. Sedangkan 6 orang lainnya duduk di sebelah barat daya Tugu Yogya untuk sekadar berkumpul sejenak. Kemudian sekitar pukul 21.15 WIB, ada 3 orang tak dikenal datang, berperawakan tinggi dan mengenakan penutup wajah.

"Teman-teman sebenarnya sudah bubarkan diri lalu duduk di sebelah barat daya dari tugu lalu ada yang orang tiba-tiba minta spanduk dan bertanya dengan kasar. Mulai menarik mendorong dan menendang jadi beberapa temen kena pukulan bambu dan tangan kosong," ujar Tama di Polda DIY, Jumat (21/11/2014).

Kuasa hukum korban, Suli Ratnasari mengatakan Al mengalami luka paling parah. Kepala dan pinggul waria tersebut dipukul dan ditendang. Keempat korban telah menjalani visum di rumah sakit terdekat.

"Al paling parah dipukul kepala retak yang kanan dan digips. Dan punggung memar karena tendang. Dipukul tangan kosong dan bambu," ujar dia.

Tama menambahkan, selain memukul, para pelaku mengatakan kepada keempat korban untuk tidak mengganggu kenyamanan Kota Yogya dengan eksistensi mereka. Akibat aksi kekerasan tersebut, 4 rekannya mengalami luka-luka.

"Mereka bilang kepada kami mengganggu kenyamanan kota Jogja. Dan meminta kami pergi. Sekarang kami datang ke sini untuk melaporkan dan meminta polisi mengungkap kasus ini. Jangan sampai kasus kekerasan kepada kaum rentan tidak terselesaikan," ujar dia.

Kata Tama, sebelum adanya tindak kekerasan tersebut, beredar pesan berantai lewat BlackBerry Messenger yang berisi penolakan aksi peringatan Hari Transgender dan mengajak membubarkan aksi waria, gay, lesbian, dan transgender di Tugu Yogyakarta.

Menanggapi laporan dari pihak JPY,  Kapolda DIY Oerip S mengaku akan mengusut tuntas kasus tersebut. Kata dia, Yogya merupakan kota toleran yang harus melindungi orang yang paling rentan seperti LGBT.

"Kalau ada tindak pidana silakan dilaporkan nanti kita selidiki. Kita akan cari pelaku. Harus usut tuntas, tidak boleh orang satu menyakiti yang lain," ujar Oerip di Mapolda DIY. (Riz/Nan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.