Sukses

Ahok: Saya Marhaenis, Orangnya Megawati

Ahok mengklaim ideologinya sejalan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yakni Marhaenisme.

Liputan6.com, Jakarta - Baru saja dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah memikirkan tentang Pilkada DKI 2017 mendatang. Meski berstatus non-partai usai keluar dari Gerindra, Ahok merasa yakin ada partai politik yang akan mengusungnya.

Salah satunya PDIP. Sebab ia mengklaim ideologinya sejalan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yakni Marhaenisme. Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Ideologi ini dikembangkan dari pemikiran presiden pertama Indonesia, Soekarno.

"Cocok, saya ideologi Marhaen, Marhaenis. Kalau kita kerja bagus, pasti Bu Mega akan calonkan saya lagi. Saya sih bukan orang PDIP, tapi saya orangnya Bu Mega. BFF (bestfriend forever)," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Ia menilai Megawati tentu mencalonkan atau mendukung figur terbaik untuk menjadi kepala daerah. Ahok tak menampik Boy Sadikin berpotensi diusung pada Pilkada DKI mendatang. Namun yang pasti, menurutnya Mega bakal memilih yang sudah berpengalaman.

"Bu Mega itu lebih suka mencalonkan kepala daerah Jakarta itu dari kepala daerah yang ada di seluruh Indonesia. Jadi kader terbaik yang mau dicalonkan, keliatannya seperti itu," jelas Ahok.

Terkait siapa yang akan mendampinginya memimpin Ibukota, Ahok memastikan Megawati tidak akan memaksa dirinya memilih kader banteng untuk jadi wakil gubernur DKI Jakarta. "Bu Mega itu penuh pengertian, Bu Mega nggak mau nyusahin Ahok pokoknya," ujar dia.

Ahok mengaku sebenarnya menghendaki wakil dari kalangan birokrat Pemprov DKI. Karena menurut dia, harus ada orang yang berpengalaman dan memahami betul masalah di Jakarta. Ia beberapa kali mengisyaratkan calon Wagub DKI-nya adalah seorang perempuan dan senior yakni mantan Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Sarwo Handayani. Ahok yakin Mega akan menghargai pilihannya tersebut.

"Ibu Mega sudah tahu Ahok mau siapa," kata mantan kader Gerindra itu.

Ia mengatakan, hubungannya dengan Megawati sejak dulu terjalin dengan baik. Kendati dirinya bukan lah kader partai berlambang banteng moncong putih.

"Aku dari dulu baik sama Bu Mega sama Pak Taufik Kiemas dari dulu di Golkar, tapi nggak pernah masuk PDIP. Makanya banyak orang PDIP selalu berpikir kalau saya orang PDIP karena saya suka di Teuku Umar," beber Ahok. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.