Sukses

3 Pemicu Bentrokan TNI dan Polri di Batam Versi IPW

Menurut Ketua Presidium IPW Neta S Pane, bentrokan antara anggota TNI dan Polri menunjukkan makin buruknya hubungan kedua lembaga.

Liputan6.com, Batam - Bentrokan antara anggota TNI dan Polri terjadi di Batam pada Rabu 19 November. Konflik antara 2 aparat itu pernah terjadi sebelumnya. Mengapa demikian?

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, bentrokan antara anggota TNI dan Polri karena buruknya hubungan psikologis antara kedua institusi aparatur keamanan tersebut.

Neta menilai, ada tiga pemicu yang menyebabkan bentrokan TNI-Polri di Batam. Pertama, tidak terkendalinya aksi backing membacking (menyokong), baik dalam bisnis legal maupun ilegal, yang dilakukan oknum-oknum kedua institusi.

Kemudian yang kedua, masih membaranya dendam kesumat antar oknum kedua institusi pasca bentrokan 21 Sep 2014 yang menyebabkan empat anggota Batalion 134 Tuah Sakti tertembak.

"Ketiga, penggunaan seragam loreng militer pada anggota Brimob, yang dinilai sebagai wujud arogansi Polri. Penggunaan seragam loreng pada Brimob telah membuat lapisan bawah TNI tersinggung hingga gampang terpicu emosinya jika berhadapan dengan anggota Brimob," ujar Neta dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Atas bentrokan tersebut, IPW mendesak pemerintah harus segera memerintahkan Kapolri, Jenderal Pol Sutarman agar mencabut penggunaan seragam loreng pada Brimob. Jika hal ini tidak dilakukan bentrokan TNI-Brimob dikhawatirkan akan meluas ke daerah lain.

Dengan terjadinya bentrokan di Batam, menurut Neta, pemerintah perlu segera mencopot Kapolda Kepri dan Danrem setempat serta mengevaluasi dan mencopot kepemimpinan TNI-Polri.

Kata dia, bagaimana pun bentrokan ini tak terlepas dari kelengahan elite TNI-Polri dalam mencermati dinamika di Batam pasca bentrokan 21 September 2014 lalu.

Bentrokan kedua yang terjadi di Batam, tidak hanya menakutkan masyarakat, tapi juga akan membuat investor asing takut masuk ke Indonesia. Padahal sebelumnya dalam forum APEC dan G-20, Presiden Jokowi mengundang para investor agar masuk ke Indonesia.

"Bagaimana mereka mau masuk jika tidak ada jaminan keamanan di Indonesia, mengingat antar aparat keamanan saja saling tembak dan terus menerus bentrok," tandas Neta.

Dalam bentrokan antara anggota TNI dan Polri di Batam Rabu kemarin, Markas Komando (Mako) Brimob Polda Kepri di Tembesi, Kota Batam dilaporkan terbakar saat diberondong tembakan. Satu korban dilarikan ke rumah sakit. (Riz/Nan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini