Sukses

Lempar Batu Saat Demo Kenaikan BBM, 17 Mahasiswa Ditangkap

Di Ternate, Maluku Utara, Kupang (NTT), Riau, dan Malang, mahasiswa menuding langkah pemerintah menaikan harga BBM sebagai tindakan gegabah.

Liputan6.com, Maluku Utara - Bentrok antara polisi dengan ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan untuk Rakyat Tertindas atau Sparta berlangsung di depan Kantor DPRD Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa 18 November kemarin petang tak dapat terhindarkan.

Kericuhan dipicu saat mahasiswa masuk ke kantor DPRD setempat untuk bertemu dengan sejumlah anggota DPR. Karena tidak puas lantaran pertemuan berlangsung singkat, mahasiswa pun kecewa dan polisi menjadi sasaran kejengkelan dengan melempari aparat dengan batu.  

Tak tinggal diam, dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (19/11/2014), sejumlah mahasiswa pun diburu. Sebanyak 17 mahasiswa pun ditangkap.

Penolakan juga muncul dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ratusan mahasiswa menuntut agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) yang sudah dinaikkan. Mereka berdalih kenaikan tidak berdasar karena harga minyak dunia tengah mengalami penurunan.

Mahasiswa meminta pemerintah mengkaji ulang, sebab dampak kenaikan BBM langsung membuat sejumlah barang ikut terdongkrak termasuk transportasi.

Sementara itu di Pekanbaru, Riau, 200-an mahasiswa Riau menggelar demonstrasi di depan Kantor SKK-Migas di Jalan Sudirman. Mereka menolak kenaikan harga BBM di Pekanbaru. Selain membuat macet arus lalu lintas, mahasiswa dan polisi sempat nyaris bentrok karena mahasiswa yang mencoba menutup pintu masuk Bandara Sultan Syarif Kasim II dihalangi.

Mahasiswa pun melampiaskan kemarahan mereka dengan menurunkan foto Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Sedangkan di Malang, Jawa Timur, seseorang yang diduga sebagai provokator dihajar aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat menggelar unjuk rasa penolakan harga BBM. Lelaki ini dianggap sebagai pemicu yang menyebabkan baku pukul sesama demonstran.

Beruntung polisi berhasil menyelamatkan lelaki itu sebelum menjadi bulan-bulanan para mahasiswa. Aksi ini sempat juga diwarnai saling dorong antara polisi dan mahasiswa yang memaksa masuk ke dalam kantor terminal BBM.

Massa akhirnya ditemui kantor Pertamina dan berjanji akan menyampaikan aspirasi penolakan kepada pimpinan Pertamina pusat. (Mar/Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini