Sukses

Adu Pukul Warnai Aksi Mahasiswa Tolak BBM Naik di Tangerang

Adu pukul antara mahasiswa dengan petugas kepolisian terjadi saat sejumlah mahasiswa hendak membakar keranda mayat di kawasan Tugu Adipura.

Liputan6.com, Tangerang - Dengan membawa keranda mayat, puluhan mahasiswa melakukan long march di Jalan Mohammad Yamin, Kota Tangerang, Banten. Unjuk rasa ini dilakukan untuk memperingati Hari Pelajar Sedunia dan menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (17/11/2014), saling tarik dan dorong, bahkan nyaris adu pukul antara mahasiswa dengan petugas kepolisian terjadi saat sejumlah mahasiswa hendak membakar keranda mayat di kawasan Tugu Adipura, Kota Tangerang.

Namun, keributan akhirnya mereda setelah pihak kepolisian mengizinkan para mahasiswa melanjutkan aksi teatrikalnya di setengah badan jalan.

Di Surabaya, Jawa Timur, dengan membentangkan spanduk penolakan kenaikan BBM, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Mahasiswa Pejuang melakukan unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin 17 November siang.

Kenaikan harga BBM bersubsidi dinilai akan semakin menyengsarakan rakyat kecil dan dirasa tidak sesuai dengan janji Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat kampanye pilpres yang lalu. Selain itu, keputusan ini juga anggap tidak pro-rakyat.

Para mahasiswa juga mengkritisi kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK yang seakan mengobral aset negara dengan mengundang pengusaha luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia.

Sementara di Makassar, Sulawesi Selatan, ratusan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar mendatangi kantor gubernur untuk berunjuk rasa dan meminta Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo menolak kenaikan BBM yang dinilai menyengsarakan rakyat.

Unjuk rasa mahasiswa ini diwarnai perkelahian dengan petugas ketika mahasiswa mencoba melakukan aksi bakar ban. Akibatnya 2 orang mahasiswa terluka di bagian kepala. Akhirnya unjuk rasa mahasiswa berakhir setelah hujan turun. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini