Sukses

Panglima TNI: Belum Ada Master Intelijen Seperti Hendropriyono

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengungkap, di era reformasi ada upaya untuk mengecilkan peran dan fungsi intelijen.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengungkap, di era reformasi persoalan intelijen menjadi kacau balau. Bahkan ada upaya untuk mengecilkan peran dan fungsi intelijen.

"Hampir sebagian kita tahu (intelijen kacau balau), hampir sebagian pejabat tahu, hampir sebagian masyarakat tahu dan merasakan, tetapi sebagian besar itu juga tak berbuat apa-apa dan hanya menikmati kondisi ini," kata Moeldoko saat menjadi Inspektur Upacara Pembukaan Sekolah Manajemen dan Analis Intelijen di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (17/11/2014).

"Bisanya hanya komentar, mengeluh dan menyalahkan orang lain. Tapi tak ada upaya yang serius untuk menangani itu," ujar dia.

Kondisi itu, lanjut Panglima TNI, sudah berlangsung lama, sehingga persoalan intelijen menjadi lemah dan tak berdaya. Untuk mengembalikan Indonesia yang memiliki intelijen yang kuat bukan persoalan yang mudah, namun membutuhkan waktu relatif lama.

"Dulu kita punya tokoh dan master intelijen yang hebat dan diakui oleh dunia, seperti Benny Moerdani dan Hendropriyono. Namun ke arah sini belum ada lagi master intelijen Indonesia," tutur Panglima TNI.

Moeldoko pun menyatakan keinginannya memperkuat Badan Intelijen Strategis (Bais) dan jajaran intelijen TNI. (Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.