Sukses

Jet Tempur, Helikopter dan 6.000 Polisi Australia Jaga G20

Keamanan di Brisbane, Australia diperketat terkait digelarnya acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Liputan6.com, Brisbane - Keamanan di Brisbane, Australia diperketat terkait digelarnya acara Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20. Pengamanan siaga tinggi tersebut berlaku di darat, laut dan udara.

Dilansir dari News.com.au, Minggu (16/11/2014), jet tempur Australia F18 berseliweran di sekitar lokasi pertemuan dan tempat menginap para anggota konferensi itu. Mereka menyelidiki semua yang mencurigakan.

Perahu tak dikenal di dekat Bribie Island sekitar pukul 07.40 waktu setempat salah satu yang menjadi sasaran pemeriksaan. Namun tak berapa lama dinyatakan aman.

Satu di antaranya diyakini kapal Cape Byron Patrol yang dioperasikan oleh Bea Cukai Australia. Yang kedua terdaftar sebagai Hugli Spirit, sebuah kapal kimia besar dari Bahama.

Sekitar 6.000 polisi berpatroli di jalan-jalan dengan personel militer dan relawan berpengalaman.

Jalan dan hotel tempta para temu G20 menginap pun dibarikade. Bahkan truk katering tidak dapat melintas tanpa pengawalan polisi.

Helikopter pun berputar di langit, ketika para anggota G20 bersama rombongan tiba.

Diperkirakan akan terjadi sedikit gangguan malam nanti. Saat 20 dari 26 pemimpin akan meninggalkan Brisbane setelah penutupan konferensi.  Seluruh kru pengamanan telah siap bekerja sepanjang malam hingga jam sibuk pagi hari.

"Sejauh ini tidak ada ancaman teror, tetapi pasukan keamanan tetap dalam kondisi siaga tinggi," ungkap pihak berwenang.

Namun demikian, tujuh aksi protes diperkirakan berlangsung hari ini.

Sebelumnya, seorang pria dengan dua koper ditahan dan digeledah hanya beberapa meter dari Brisbane Marriott Hotel, di mana Barack Obama menginap. Polisi terlihat menyita barang-barang elektronik, kantong plastik dari mata uang asing serta lembaran kertas dan kardus. Namun belum diketahui hasil pemeriksaan itu.

Polisi juga sempat menyelidiki gelembung misterius di sungai Brisbane, yang awalnya  diduga akibat kapal selam Rusia. Namun ternyata hanyalah pipa pembuangan. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini