Sukses

Obama: Reformasi Berjalan Lambat di Myanmar

Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan menemui Presiden Myanmar Thein Sein. Sekaligus dalam rangka menghadiri konferensi usai ASEAN.

Liputan6.com, Burma - Presiden Amerika Serikat Barack Obama berencana menemui Presiden Myanmar Thein Sein. Kedatangannya ke Naypyitaw juga sekaligus dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, yang diselenggarakan setelah pertemuan Asean pada Rabu 13 November 2014.

Menjelang kedatangannya, Obama pun menilai pemerintahan Presiden Then Sein mengalami kemunduran reformasi.

"Saat ini sebenarnya kemajuan telah dicapai Myanmar, namun momentum reformasi melambat di Myanmar dan bahkan muncul langkah-langkah kemunduran," ujar Obama dalam wawancara dengan majalah The Irrawaddy seperti dimuat BBC, Kamis (13/11/2014).

"Burma masih berada di awal perjalanan yang panjang dan berat menuju pembaruan dan rekonsiliasi," tambah Obama.

Menurut Obama, dalam beberapa aspek memang sudah terjadi kemajuan, termasuk pembebasan tahanan politik, sebuah proses reformasi konstitusional dan perjanjian gencatan senjata terkait konflik dengan kelompok minoritas Myanmar.

Namun, lanjut dia, kemajuan tidak terjadi secepat dan sebanyak yang ia harapkan ketika transisi dari kekuasaan militer ke sipil dimulai pada November 2010.

Pemerintah Myanmar, sambung Obama, masih menerapkan larangan-larangan khusus untuk tahanan politik dan penangkapan wartawan. Penderitaan kaum minoritas Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine pun masih ada setelah kekerasan anti-Muslim berlangsung di sana.

"Bahkan ketika kemajuan di bidang politik dan ekonomi telah tercapai, masih banyak wilayah yang mengalami pelambatan dan kemunduran reformasi," tutup Obama. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini