Sukses

Pembunuh Sadis 2 WNI di Hong Kong Tertawa Usai Disidang

Hakim memutuskan menunda persidangan sampai dua pekan demi menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan Rurik Jutting, tersangka pembunuh 2 WNI.

Liputan6.com, Wan Chai - Bankir asal Inggris Rurik Juting yang menjadi tersangka pembunuhan atas 2 orang WNI di Hong Kong akan dikirimkan kepada seorang psikiater. Hal ini dilakukan demi memastikan kondisi kejiwaan pria tersebut sebelum menghadapi sidang lanjutan

Jutting yang saat ini berusia 29 tahun pada Senin (10/11/2014) ini telah dihadirkan dalam sidang dengar pendapat. Pada sidang itu, Jutting didakwa pasal pembunuhan berlapis lantaran menyebabkan dua nyawa melayang.

Hakim memutuskan menunda persidangan sampai dua pekan demi menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan Jutting.

Sejak awal, kondisi kejiwaan Jutting selalu menjadi tanda tanya besar. Sebab, cara ia membunuh 2 orang korban yaitu Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih dinilai sangat sadis.

Sumarti Ningsih yang juga dikenal dengan nama Alice ditemukan tewas di apartemen Jutting di Distrik Wan Chai, Hong Kong, pada Sabtu 1 November 2014. Wanita asal Cilacap, Jawa Tengah tersebut ditemukan tak bernyawa dalam koper di balkon lantai 31 unit apartemen Jutting. Dia diduga sudah meninggal beberapa hari sebelumnya.

Seneng Mujiasih atau karib disapa Jesse Lorena awalnya ditemukan hidup di apartemen Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian.

Keadaan kejiwaan Jutting semakin simpang siur setelah dia tertangkap kamera tersenyum dan tertawa kecil saat berada di mobil tahanan setelah menjalani persidangan. Tidak cuma itu, Jutting juga menolak rekonstruksi pembunuhan yang diminta polisi.

"Ia belum setuju melakukan rekonstruksi di tempat kejadian perkara. Tapi tak menutup kemungkinan, ia mau melakukan hal tersebut pada masa mendatang," sebut pengacara dari Jutting, seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (10/11/2014).



Banyak pihak yang mengira Jutting psikopat. Hal tersebut berdasarkan automatic reply yang didapat rekannya di Bank of America Merrill Lynch saat mengirim e-mail ke Jutting, beberapa pekan sebelum pembunuhan.

Pesan tersebut menyebutkan kalau Jutting sudah tak bekerja lagi dan meminta para pengirim mencari orang yang bukan psikopat. "Saya berhenti dari kantor. Untuk pertanyaan yang mendesak, atau memang ada pertanyaan, silakan menghubungi seseorang yang bukan psikopat,” demikian tulis Jutting, dikutip dari Daily Mail.

Aksi pembunuhan Jutting juga disebut-sebut mirip sebuah kisah dalam novel terkenal "American Psycho" yang menceritakan seorang bankir yang menghabisi nyawa beberapa orang di sebuah apartemen mewah.

Namun pada sidang perdana, Saat ditanya apakah ia memahami dakwaan yang dijatuhkan padanya, Jutting menjawab, "Ya." Jutting kemudian menegaskan kepada penyidik bahwa dirinya masih waras, tak mengalami gangguan jiwa. "Aku tidak gila," ujar Rurik Jutting. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini