Sukses

Jutting Bunuh WNI di Hong Kong Karena Stres Tunangan Selingkuh?

Rurik Jutting, bankir asal Inggris yang menjadi tersangka pembunuhan terhadap 2 WNI diketahui memiliki kisah cinta yang kelam.

Liputan6.com, Wan Chai - Rurik Jutting, bankir asal Inggris yang menjadi tersangka pembunuhan terhadap 2 warga negara Indonesia (WNI), Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih di apartemen Wan Chai, Hong Kong, diketahui memiliki kisah cinta yang kelam.

Menurut seorang sumber yang enggan disebutkan identitasnya, Jutting pernah dikhianati tunangannya, Sarah Butt. Jutting dan Butt berkenalan pada tahun 2010 lalu saat masih sama-sama bekerja di Barclays, London, Inggris.

Saat itu, keduanya berencana untuk menikah. Akan tetapi, di tengah jalan, hubungan Jutting dan Sarah berjalan tidak harmonis ketika Sarah pindah ke New York dan disebut telah berselingkuh. Mereka pun putus pada 2012.

"Dia (Rurik) ingin menikahinya. Tapi, kelihatannya ia (Rurik Jutting) tidak mampu menerima Sarah lagi yang sudah diketahui tidak setia. Akhirnya mereka putus," ujar seorang sumber tersebut seperti dikutip Liputan6.com dari The Telegraph, Jumat (7/11/2014).

Lantaran diselingkuhi tunangan, Jutting disebut-sebut stres berat, menenggak narkoba dan sering menggunakan jasa 'wanita panggilan' yang berujung melakukan aksi pembunuhan. Namun menurut seorang sumber yang mengaku dekat dengan Sarah, pembunuhan yang diduga dilakukan Jutting bukan karena diselingkuhi atau putusnya hubungan dengan sang mantan tunangan.

"Orang-orang pikir dia (Sarah) beruntung sudah tidak lagi bersama Jutting. Tapi sewaktu masih berhubungan, menurut Sarah, Jutting tidak pernah berbuat sesuatu yang aneh," kata sumber tersebut, seperti dimuat Daily Mail.

"Dia (Sarah) memikirkan bagaimana nasib keluarga korban saat ini, bagaimana pihak keluarga melalui cobaan tersebut," imbuh dia.

Dijelaskan bahwa hubungan dengan Jutting retak setelah Sarah diketahui mencium pria lain di suatu tempat di New York. Tapi sumber itu menegaskan pada akhirnya Jutting yang mengakhiri hubungannya dengan Sarah.

"Jutting yang mengakhiri hubungan itu. Sarah saat itu mulai tahu bahwa Jutting kemudian sudah memiliki pacar lagi, dan keduanya tidak berkomunikasi lagi," jelas sumber itu. "Jutting tak lagi menyapanya, ponselnya selalu disetel format silent, seolah tak lagi ingin berhubungan dengannya (Sarah)."

Bersambung ke: Psikopat atau 'Zombie'?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Psikopat atau 'Zombie'?


Banyak pihak yang mengira Jutting psikopat. Hal tersebut berdasarkan automatic reply yang didapat rekannya  di Bank of America Merrill Lynch saat mengirim email ke Jutting, beberapa pekan sebelum pembunuhan.

Pesan tersebut menyebutkan kalau Jutting sudah tak bekerja lagi dan meminta para pengirim mencari orang yang bukan psikopat. "Saya berhenti dari kantor. Untuk pertanyaan yang mendesak, atau memang ada pertanyaan, silakan menghubungi seseorang yang bukan psikopat,” demikian tulis Jutting, dikutip dari Daily Mail.

Aksi pembunuhan Jutting juga disebut-sebut mirip sebuah kisah dalam novel terkenal "American Psycho" yang menceritakan seorang bankir yang menghabisi nyawa beberapa orang di sebuah apartemen mewah.

Sejauh ini, Jutting yang bekerja sebagai pegawai Bank of America irit bicara kepada petugas. Saat menjalani sidang perdana, pria asal Inggris itu hanya mengatakan "ya" saat ditanya hakim apakah dirinya memahami dakwaan yang ditujukan kepadanya.

Kemudian, untuk yang kali pertama, Jutting berbicara kepada penyelidik. Dia menegaskan bahwa dirinya masih waras alias tidak gila.

Satu pertanyaan yang belum terjawab adalah, jika memang dia membunuh Sumarti Ningsih alias Alice dan Seneng Mujiasih alias Jesse Lorena, mengapa ia menghubungi polisi hingga aparat datang ke apartemennya dan menemukan jasad kedua korban?

Menurut seseorang yang mengenal Jutting dan merupakan mantan aparat yang menangani masalah narkoba di Inggris, si tersangka biasanya dalam kondisi yang buruk pada akhir pekan, umumnya pada Sabtu malam dan Minggu pagi. Dia diduga terpengaruh narkoba hingga membuatnya seperti 'zombie' atau kondisi tak menyadari apa yang sedang ia lakukan, dan tak tahu dia sedang berada di mana.

"Saat itu, dia (Rurik Jutting) tidak tahu siapa dia, di mana dia, dan apa yang sedang dia lakukan," ungkap pria itu, yang mengaku kerap menenggak minuman beralkohol bersama Jutting di sebuah kelab , seperti dimuat Daily Star. "Kadang-kadang dia bakal sangat agresif dan konfrontatif, dan langsung marah ketika ada seseorang yang ingin 'tos' minuman dengannya," imbuh dia. (Ein)

Baca juga:

Kata-kata Terakhir WNI Jesse Lorena Sebelum Dibunuh di Hong Kong

6 Fakta Pembunuh WNI Sumarti dan Mujiasih di Hong Kong

Pengakuan Pembunuh Sadis 2 WNI Hong Kong: Aku Tidak Gila...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.