Sukses

SDA Menangis di Muktamar PPP

SDA mengaku malu dan sedih karena PPP terus mengalami konflik berkepanjangan.

Liputan6.com, Jakarta - Suryadharma Ali (SDA) berlinang air mata usai membacakan laporan pertanggung jawaban (LPJ) DPP PPP 2011-2014, di Muktamar PPP VIII Jakarta. Ketua Umum PPP yang dilengserkan kubu Romahurmuziy itu terharu usai menyampaikan laporan tersebut.

"Saya (menangis) merasa terharu karena dukungan masyarakat begitu besar kepada PPP selama ini sehingga pada tahun ini (suara) PPP naik sebesar 2 persen," ujar SDA di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (31/10/2014).

Selain itu, dia juga mengungkapkan perasaan malu dan sedih karena partai berlambang Kabah itu terus mengalami konflik berkepanjangan.

"Kami (PPP) merasa malu dengan konflik yang mempertontonkan segala macam tindakan tidak terpuji. (Padahal) pemilih PPP memberikan pilihannya (kepada saya) secara ikhlas. Karena itu saat tadi (membacakan) laporan pertanggung jawaban saya teringat akan hal tersebut, karena itu dari lubuk hati yang paling dalam saya terharu," jelas SDA usai bersalaman dengan sejumlah kader PPP.

Meski demikian, SDA merasa bersyukur, karena para peserta muktamar juga ikut merasakan apa yang dia rasakan. Dia berharap, hal tersebut menjadi titik balik kebangkitan partai yang didominasi dengan warna hijau itu.

"Alhamdulilah, para peserta Muktamar merasakan apa yang saya rasakan. Sehingga LPJ pada sore ini menjadi hujan air mata. Mudah-mudahan dari LPJ ini menjadi titik balik PPP. Tetap kokoh, tidak mudah diserang dan juga juga orang-orang di dalamnya menjadikan konflik jadi pelajaran untuk kemudian mempersatukan dan bersama-sama membangun PPP sebagai instrumen pengabdian kepada bangsa dan agama," pungkas SDA.

Dalam LPJ, salah satunya, SDA menyampaikan keberadaan PPP pada Koalisi Merah Putih saat ini adalah pilihan cerdas, terhitung dan futuristik. Menurutnya, KMP merupakan representasi kekuatan dominan bangsa Indonesia yakni unsur TNI, Nasionalis, dan Islam. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini