Ahok: Kalau Tidak Membaca, Orang Juga 'Mati' Sebetulnya

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memotivasi ratusan pelajar di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta. Di hadapan siswa tingkat SD, SMP, hingga SMA itu dia meminta pelajar membiasakan membaca.

Ahok mengaku senang, karena warga Jakarta sudah menganggap membaca sangat penting. Dia pun bercerita setiap pagi dirinya menyempatkan membaca buku usai berolahraga pukul 05.00 WIB, sambil menunggu keringat kering.

"Jadi tiap hari harus baca. Kenapa? Karena bapak dulu dengar dari almarhum ayah bapak. Dia bilang gini, kalau jam dinding lama, itu kan pakai diputer. Jadi kalau jam dinding tidak berdetak, itu artinya jamnya mati. Nah, kalau orang tidak mau belajar, tidak baca, dia juga mati sebetulnya," kenang pria berumur berumur 48 tahun itu di Jakarta, Rabu (29/10/2014).

Karena itulah, lanjut Ahok, almarhum ayahnya memberinya nama Tiong Hoa 'Ahok'. 'Hok' artinya belajar, 'Ban Hok' itu 10 ribu. Sehingga arti nama 'Ahok' adalah puluhan ribu belajar. Dengan kata lain, ayahnya ingin dia tidak berhenti belajar dengan banyak membaca, meski usia berapa pun.

Lagipula, kata Ahok, membaca itu sebagai cara untuk mengenal diri sendiri. Setiap orang yang ingin berhasil harus lebih dulu mengenal siapa dirinya, dari kekurangannya hingga kelebihannya. Dengan modal membaca, seperti buku biografi tokoh, seseorang bisa belajar dari pengalaman hidup orang lain.

"Harus membaca. Membaca apa saja, termasuk kitab suci. Karena itu juga menjadi cermin untuk tahu yang kita lakukan salah apa benar. Kalau tidak membaca dan punya pengetahuan, kita jadi susah bersaing di kancah internasional," jelas Ahok. (Sss)