Sukses

Tanaman asal Amerika Selatan 'Jajah' Bromo dan Semeru

Kumpulan tanaman itu kini telah membentuk hamparan seluas 20 hektare di Oro-oro Ombo, Gunung Semeru.

Liputan6.com, Malang - Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diserbu 25 jenis tanaman asing. Kehadiran tanaman-tanaman itu dikhawatirkan bisa menggusur pertumbuhan spesies tanaman asli Bromo dan Semeru.

"Sebenarnya banyak tanaman asing tumbuh di kawasan taman nasional. Tapi yang pertumbuhannya cukup pesat dan sifatnya invasive ada 25 tanaman," kata petugas Pengendali Ekosistem Hutan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Toni Artaka di Malang, Jawa Timur, Selasa (28/10/2014).

Verbena brasiliensis vell diketahui berasal dari Amerika Selatan. Kumpulan tanaman itu kini telah membentuk hamparan seluas 20 hektare di Oro-oro Ombo, Gunung Semeru. Padahal kawasan tersebut awalnya hanya berupa padang savana.

Tanaman asing itu, di antaranya Verbena brasiliensis vell, adas (Foeniculum vulgare), dan kiambang atau kayapu (Salvinia molesta). Di antara tanaman-tanaman itu yang mudah dijumpai di padang savana Bromo, yakni adas.

"Ada ancaman ekologis di balik keberadaan tanaman asing itu. Apalagi saat tanaman itu didatangkan di Indonesia, penangkalnya seperti serangga, penyeimbangnya tidak turut serta dibawa," papar dia.

Ada pula tanaman Adas yang merupakan tumbuhan perdu berdaun hijau, berdaging, dan beraroma seperti obat batuk. Tanaman ini rakus akan air.

Toni mengaku, tidak mengetahui pasti kapan tanaman itu mulai hidup di kawasan TNBTS. Namun dari literatur yang pernah dibacanya, tanaman–tanaman asing itu masuk ke kawasan TNBTS pada masa kolonialisme.

Pada masa itu, daerah Nongkojajar, Pasuruan, Jatim menjadi kompleks perumahan Belanda. Di tempat tersebut hidup seorang ahli botani yang sering mendatangkan tumbuhan dari luar negeri dan mengirim tanaman lokal ke luar negeri untuk diujicobakan.

Diduga itulah yang menjadi asal-muasal menyebarnya tanaman asing tersebut ke Bromo dan Semeru. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini