Sukses

Simulasi Bencana, Warga Aceh Nangis Teringat Tsunami 2004

Dalam simulasi Tsunami ini, sejumlah warga Aceg tampak panik saat melaksanakan evakuasi maupun menyelamatkan diri.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka persiapan memperingati 10 tahun tsunami Aceh pada Desember mendatang, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menggelar simulasi dan pengujian sirene peringatan dini tsunami terhadap 6 sirene tsunami yang ada di Kabupaten Aceh Besar dan Banda Aceh.

Saat sirene dibunyikan sejumlah warga yang menjadi relawan simulasi berkumpul di sejumlah gedung penyelamatan seperti di Museum Tsunami, escape building Lambung dan Deah Teungoh. Begitu sirene berbunyi para relawan dan warga melakukan simulasi menyelamatkan diri.

Dalam simulasi ini, sejumlah warga tampak panik saat melaksanakan evakuasi maupun menyelamatkan diri ke gedung penyelamatan. Beberapa warga juga terlihat menangis, seperti halnya Zahlina, warga Lampulo yang ikut simulasi tsunami sebagai relawan.

"Gimana nggak nangis, kami ini korban. Ke mana pun kami pasti ingat kejadian waktu tsunami dulu. Keluarga banyak yang hilang, kan sedih," ujar Zahlina di Aceh, Minggu (26/10/2014).

Hal serupa diutarakan Nur Salma. Dia mengaku langsung mengingat peristiwa tsunami pada 2004 silam simulasi penanggulangan bencana gempa dan tsunami.

"Kami udah sering ikut simulasi, saya juga pernah langsung jadi korban tsunami tapi tetap panik dan gemetar kalau liat orang-orang lari dan teriak seperti ini. Rasanya keingat tsunami dulu," ujar Nur Salma.

Perempuan itu juga menyatakan saat ini sudah banyak warga di pesisir yang paham bagaimana melakukan evakuasi dan penanganan saat terjadi bencana gempa dan tsunami

"Kalau kami sudah tahu bagaimana menyelamatkan diri yang penting jangan panik. Tapi pas kejadian benaran kan kita nggak tahu nanti gimana. Jalur evakuasi di kampung kami juga udah bagus, banyak lah yang sudah sadar," tambah Nur Salma.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh Said Rasul mengatakan, simulasi ini untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai cara-cara penyelamatan diri saat bencana.

"Sekaligus untuk pemeliharaan alat masyarakat tsunami. Apalagi tsunami datang, alat ini bisa berfungsi dengan baik," ujar Said Rasul.

Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia (Rapi) Aceh, Taf Haikal menjelaskan, simulasi ini melibatkan beberapa organisasi dan lembaga yang telah diatur dalam prosedur penyelamatan dan evakuasi bencana Aceh.

"Ini bukan hanya menguji kesiapan warga tapi juga lembaga dan organisasi yang terlibat dalam protap evakuasi bencana Aceh yang telah diatur pemerintah, dengan simulasi ini kita bisa melihat kesiapan kita dan nantinya kita evaluasi lagi," ujar Taf Haikal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.