Sukses

Beredar Foto Anggota ISIS Diserang Api Raksasa Rudal AS

Gumpalan api panas akibat serangan rudal Amerika Serikat melahap salah satu anggota ISIS di Kota Kobani.

Liputan6.com, Kobani - Pertempuran di Kota Kobani, Suriah antara kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan militerAS bersama sekutu serta pasukan Kurdi masih berkecamuk. Serangan demi serangan terus dilancarkan kedua kubu, termasuk dari AS.

Baru-baru ini, seorang anggota ISIS dikabarkan tewas terkena bola api raksasa dari serangan rudal jet tempur AS. Dalam foto yang beredar, seperti dimuat Daily Record, Jumat 24 Oktober, terlihat 2 orang anggota ISIS berada di dekat bendera hitam mereka.

Salah satu orang tersebut berada sangat dekat dengan bendera. Satu lainnya agak jauh. Tiba-tiba rudal menghujam bendera. Bola api pun langsung terbentuk, raksasa. Gumpalan api panas pun melahap salah satu anggota ISIS.

Menurut juru bicara pasukan Kurdi, Ayse Efendi, ISIS sebelumnya hampir menguasai seluruh wilayah Kobani. Maka tak pelak, serangan dari AS dan Kurdi lebih giat menggempur. Dampaknya, banyak anggota ISIS tewas.

"Jalan-jalan di Kobani kini dipenuhi mayat anggota ISIS," ungkap Ayse, seperti dilansir Mirror.



Dijelaskan bahwa pada hari ke-32 pertempuran, 14 serangan, baik udara maupun darat dilancarkan terhadap ISIS dalam waktu 24 jam. Membuat ISIS tak berkutik.

Menurut Komandi Pusat Militer AS, pihaknya berhasil membuat 19 bangunan milik ISIS, termasuk markas militan, porak poranda. Selain itu, 3 pos pasukan ISIS, 3 titik poin sniper ISIS, dan tempat penyimpanan senjata ISIS juga hancur.'

Komandan Pasukan Kurdi Baharin Kandal mengatakan, pihaknya telah mendapat pasokan senjata demi memerangi ISIS. Namun dia enggan membeberkan dari mana asal alat militer tersebut.

Baharin berharap Kota Kobane segera pulih seperti semula. Para penduduk asli bisa kembali hidup tenang di kampung halaman mereka. "1.100 nyawa telah melayang, diharapkan Kobani segera normal."

Ditegaskan bahwa pihaknya akan menghalau ISIS yang hendak merebut Kobani. Sebab jika Kobani, para warga bisa menjadi target pembantaian kelompok yang mengklaim secara sepihak untuk mendirikan Negara Islam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini