Sukses

26-10-2002: Akhir 'Drama' 57 Jam Penyanderaan di Teater Rusia

Setelah 57 jam penyanderan, pasukan Rusia sukses melakukan upaya penyelamatan ratusan sandera dari Ball-Bearing Plant's Palace of Culture.

Liputan6.com, Moskow - Hari ini, 12 tahun lalu, atau pada 26 Oktober 2002, Pasukan Khusus Rusia Spetznaz dari Alpha Group dan Vympel berhasil membebaskan ratusan orang yang disandera 50 teroris Chechnya di teater Moskow.

Setelah 57 jam penyaderaan, dibeberkan Today in History kali ini, pasukan tersebut melakukan upaya penyelamatan yang sangat heroik.

Menggunakan gas kimia, pasukan khusus itu masuk dan melumpuhkan hampir seluruh milisi Chechnya. Meski sudah berhasil melumpuhkan hampir seluruh pelaku teror di dalam Ball-Bearing Plant's Palace of Culture, upaya penyelamatan sendera ternyata sama sekali tidak mudah.

Pasukan Chechnya yang setengah sadar memberikan perlawanan sengit. Namun, karena kalah jumlah dan persenjataan, hampir seluruh pelaku penyanderaan tewas.

Dikutip dari History.com, walau berhasil menewaskan hampir seluruh Pasukan Chechnya, operasi penyelamatan itu harus dibayar mahal. Sebanyak 120 sandera terbunuh akibat baku tembak yang terjadi.

Upaya penyanderaan yang menggemparkan Rusia ini terjadi sejak tanggal 23 hingga 26 Oktober waktu setempat.

Berawal dari serbuan 50 teroris Chechnya ke gedung teater paling megah di Moskow, Ball-Bearing Plant's Palace of Culture, diikuti dengan penyanderaan 700 warga Rusia.

Pada waktu itu, serbuan terjadi di tengah pertunjukan. Tiba-tiba saja seorang pria bersenjata naik ke panggung. Di panggung besar tersebut, pria yang memperkenalkan dirinya sebagai bagian dari Tentara Chechnya melepaskan tembakan ke udara.

Keadaan pun semakin tegang dan mengerikan, saat beberapa perempuan anggota kelompok teror mengelilingi area gedung teater sembari membawa bahan peledak yang dililitkan di sekujur tubuhnya.

Seluruh pengunjung teater kala itu pun menjadi sandera mereka.

Dalam penyaderaan itu, militer Chechnya meminta Pasukan Rusia untuk menarik diri dari wilayahnya yang terletak di Utara pegunungan Kauskasus. Mereka tak main-main, demi membuat gentar pemerintah Rusia, tentara Chechnya membunuh 2 orang sandera.

Sempat berada di atas angin dan merasa permintaannya akan dikabulkan, ternyata Pemerintah Rusia punya 'hadiah' untuk kelompok teroris itu. Yakni serbuan balik besar-besaran.

"Serbuan itu dipicu oleh kepanikan di antara para tawanan karena eksekusi dua sandera perempuan," ujar Deputi Menteri Dalam Negeri Rusia Vladimir Vasilyev seperti dimuat beberapa media lokal.

Saat itulah para teroris Checnya 'dilumpuhkan' dengan gas kimia oleh pasukan khusus Rusia.

Setelah kejadian ini, Presiden Rusia mengambil tindakan yang lebih keras terhadap Chechnya. Otoritas Negeri Beruang Merah itu dituduh melancarkan penyiksaan dan penculikan atas orang-orang pro-kemerdekaan Chechnya.

Mendapati Rusia terus melakukan upaya pembasmian yang lebih sadis, militer Chechnya tak mau tinggal diam. Aksi-aksi teror seperti bom bunuh diri di kereta bawah tanah Moskow pada 2004 dan penyederaan di Sekolah Beslan di tahun yang sama, merupakan serangkaian aksi teror lanjutan yang dilancarkan mereka.

Pada tanggal yang sama ditahun 1955, Ngo Dinh Diem mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden Vietnam Selatan. Lalu Today in History pada tahun 1947, seorang mantan ibu negara, Menteri Luar Negeri, Senator dari New York serta Bakal Calon Presiden AS dari partai Demokrat di pemilu 2009, Hillary Rodham Clinton lahir ke dunia. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini