Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai rencana penetapan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri masih sebatas ide dari Presiden Jokowi. Ini karena belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait hal tersebut.
Usulan tersebut pernah disampaikan Jokowi saat kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
"Kan belum, masih ide Pak Presiden," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirodj di Media Center PBNU, Lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2014).
Meski begitu, PBNU tetap mengapresiasi upaya pemerintahan Jokowi dalam memerhatikan keberadaan umat Islam di Indonesia. Termasuk dalam menetapkan Hari Santri.
Dia menyambut baik rencana Presiden Jokowi itu untuk menetapkan Tahun Baru Islam sebagai Hari Santri sekaligus hari libur nasional.
"Kalau sudah ditetapkan kita sambut positif," tutur Said.
Menurut Said Aqil, sebenarnya penetapan Hari Santri tidak harus pada 1 Muharram. Hari-hari besar dalam penanggalan Islam lainnya juga bisa dipertimbangkan Jokowi sebagai Hari Santri.
"Sebenarnya tidak harus 1 Muharram ya. Bisa hari-hari besar Islam lainnya," tandas Said. (Ado)
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.