Sukses

Berunding, Mahasiswa Hong Kong Tetap Tuntut Pemilihan Demokratis

Menyusul protes pro-demokrasi, para pemimpin mahasiswa untuk pertama kalinya berunding satu meja dengan perwakilan pemerintah Hong Kong.

Liputan6.com, Hong Kong - Menyusul protes pro-demokrasi selama lebih dari 3 minggu di Hong Kong, para pemimpin mahasiswa untuk pertama kalinya berunding satu meja dengan perwakilan pemerintah.

Seperti yang dijanjikan, perundingan disiarkan langsung oleh televisi, Selasa (21/10/2014). Pertemuan berlangsung selama 2 jam dan ditonton langsung oleh demonstran melalui layar besar.

Sekretaris Utama Carrie Lam yang menjadi juru runding pemerintah mengatakan pihak berwenang mendengarkan suara mahasiswa. Namun ia mengingatkan bahwa tujuan-tujuan mereka harus diwujudkan melalui jalan yang masuk akal dan dalam koridor hukum.

"Mudah-mudahan dialog hari ini akan menjadi yang pertama dari serangkaian putaran dialog," ujar Lam seperti dikutip BBC.

Dalam perundingan kubu mahasiswa mengulangi lagi posisi mereka bahwa pemimpin Hong Kong harus dipilih secara demokratis tanpa campur tangan pemerintah Cina. Salah satu pemimpin mahasiswa Alex Chow meminta pemerintah menjelaskan posisinya.

"Kami ingin mengatakan bahwa pemerintah perlu menjelaskan lebih lanjut di depan publik sehingga pemerintah dapat menjawab pertanyaan publik," kata Chow.

Menurutnya, pihak-pihak pemrotes di sejumlah tempat masih berusaha mencerna seperti apa usulan yang disampaikan pemerintah. "Ketika kami mendengarnya dalam pertemuan, usulan itu tidak jelas," tambah Chow.

Sementara itu, pemimpin eksekutif CY Leung mengisyaratkan mungkin ada ruang untuk mengakomodasi tuntutan demonstran. Berdasarkan peraturan, semua orang yang mencalonkan diri menjadi pemimpin Hong Kong yang akan datang harus disetujui oleh komite pencalonan yang ditunjuk Cina.

Dengan cara seperti itu, kata mahasiswa, pemerintah Cina akan mencoret nama-nama calon yang tidak disukai. Sebagai kompromi, CY Leung mengatakan komite bisa bersikap lebih demokratis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini