Sukses

PAN Nilai Ruwatan Warga Yogya untuk Amien Rais Provokatif

Ketua DPW Barisan Muda PAN DIY Damba Aktivis melaporkan Agus Sunandar selaku koordinator ruwatan untuk Amien Rais ke Polda DIY.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sikap politik pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang dinilai bertentangan dengan apa yang diucapkannya pada saat reformasi 1998 telah menjadi perhatian Masyarakat Pelestari Tradisi (Pametri). Paguyuban budaya Yogyakarta menilai Amien telah menjadi seperti Sengkuni, tokoh dalam kitab Mahabharata. Mereka pun menggelar ruwatan atau tradisi untuk lepas dari nasib buruk yang akan menimpa seseorang.

Menanggapi hal itu, politisi PAN Saleh Daulay menegaskan bahwa ruwatan tersebut provokatif dan telah melewati batas. Saleh mengatakan seharusnya kritik disampaikan secara santun. Praktik Ruwat dianggapnya mengandung muatan politik besar.

"Kegiatan itu juga disertai dengan penyebutan bahwa pahlawan reformasi itu sebagai 'sengkuni', suatu istilah yang sangat buruk dalam tradisi dan kebudayaan Jawa. Kegiatan itu dinilai jelas-jelas mengandung muatan politik yang sangat besar, terutama untuk mendegradasi ketokohan dan kepeloporan Amin Rais," tutur Saleh dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (19/10/2014).

Menurut Saleh, PAN memahami bahwa tindakan itu dilakukan sebagai bentuk ketidaksetujuan dengan beberapa pernyataan dan artikulasi politik Amien Rais yang tegas dan konsisten untuk bersama KMP. Karena itu, kata dia, merupakan hal yang wajar bila ada sebagian kader PAN yang mencurigai bahwa kegiatan itu ditumpangi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan politik jangka pendek.

"Setahu saya, apa yang dilakukan pak Amien tidak ada yang salah. Sejak pilpres kemarin, saya termasuk salah seorang yang sering diskusi dengan beliau. Dari arahan dan bimbingan yang disampaikan, tidak satu pun yang mengarah pada hal yang tidak baik. Malah, semua yang disampaikan adalah ekspresi kecintaan beliau pada NKRI," imbuhnya.

"Kalau demo, ya mestinya dilakukan pada tempatnya. Kemarin ada ratusan orang demo di depan rumah PAN, itu biasa saja. PAN tidak protes, bahkan aspirasi mereka didengar dan dibicarakan serius di PAN," tambahnya.

Ketua DPP PAN itu pun meminta pelaku agar mengucapkan permohonan maaf.  Hal ini diperlukan demi menjaga ketenteraman suasana kebatinan semua pihak. "Apalagi, besok akan ada presiden baru Indonesia. Jangan sampai tindakan itu justru membosai kebesaran Jokowi-JK yang mereka dukung," tandas Saleh.

Dilaporkan Polisi

Ruwatan tersebut berlangsung di depan rumah Amien di Jalan Pandensari, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Dengan membawa dupa dan air yang diisi kembang setaman, massa mendoakan Amien. Koordinator Paguyuban Pametri Agus "Becak" Sunandar mengatakan, ruwatan ini bertujuan membuat Amien sadar dengan pilihan politik yang dinilai telah menyengsarakan rakyat.

"Apa yang dulu kita anggap sebagai pembela rakyat, sekarang sudah menjadi pembela kepentingan. Acara ini agar Amien Rais sadar dengan sikap politiknya," ujar Agus di depan rumah Amien, Kamis 16 Oktober.

Menurut Agus, paguyuban budaya Yogya menilai Amien Rais telah menjadi tokoh yang berbeda seperti halnya tokoh Sengkuni. Sengkuni sendiri merupakan tokoh dalam Kitab Mahabharata yang dikenal licik dan selalu menghasut para Kurawa agar memusuhi Pandawa. Ruwatan ini diharapkan dapat membuat Amien Rais memahami keinginan rakyat.

"Kami turut prihatin atas situasi politik dan kondisi di Indonesia. Kami ingin mendoakan negeri ini agar sesuai dengan kondisi di dalam masyarakat yang mengalami kemunduran. Kami berharap agar pemimpin politik yang sudah menjadi Sengkuni di negeri ini agar cepat sadar dan tidak lagi menjadi seperti tokoh Sengkuni," ujar dia.

Usai menggelar ritual, seekor ayam yang ditaruh di dalam sangkar dibasuh menggunakan kembang setaman. Kemudian massa Pamerti bergerak menuju Monumen Tugu Yogya untuk memainkan wayang dengan tokoh Sengkuni. Usai pagelaran wayang, massa selanjutnya melarung benda-benda yang digunakan ruwatan ke Sungai Code.

Ketua DPW Barisan Muda PAN DIY Damba Aktivis melaporkan Agus Sunandar selaku koordinator ruwatan ke Polda DIY pada Sabtu 18 Oktober 2014.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini