Sukses

9 Helikopter Padamkan Kebakaran Hutan di Berbagai Daerah

Menurut BNPB, upaya pemadaman kebakaran hutan ini akan tidak efektif jika pembakaran masih berlangsung di darat.

Liputan6.com, Pontianak - Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengerahkan 9 helikopter untuk membantu Pemda mengendalikan kebakaran hutan di berbagai daerah.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, saat ini di Riau ada 2 unit (Bolco, Sikorsky), Palembang 3 unit (MI-8, Bolco, Kamov), Pontianak 1 unit (Bolco), dan Palangkaraya 2 unit (MI-8, Bolco).

"Ribuan kali helikopter terbang. Dan jutaan liter air dijatuhkan di titik api. Namun pembakaran masih terus berlangsung," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Rabu 15 Oktober 2014.

Sutopo mengatakan, pada Rabu 15 Oktober kemarin hotspot atau titik api di Sumatera Selatan berjumlah 172, Jambi 3, Kalimantan Barat 37, Kalimanten Tengah 29, dan Kalimantan Selatan 4.

"Hotspot di Kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir) Sumsel tidak ada habis-habisnya. Karena pembakaran masih dilakukan sehingga hotspot masih ada 159, dan di Banyuasin ada 6," kata dia.

Sutopo merinci, lebih dari 7 ribu hektar lahan telah terbakar di Sumatera Selatan. Akibatnya, konsentrasi partikulat PM10 (ug/m3) pada siang hari masih pada level berbahaya, yaitu di Palembang 434 dab Palangkaraya 345 dab.

"Sesuai pola hotspot tahun 2006-2013, puncak hotspot berlangsung September-Oktober. Artinya, kebakaran hutan akan masih berlangsung hingga akhir Oktober nanti," jelas dia.

Untuk mengatasi ini, kata Sutopo, BNPB menambah helikopter pembom air. Dua helikopter MI-171 saat ini masih di Lanud Halim Perdanakusuma menyelesaikan perizinan.

"Rencana 17 Oktober nanti akan diterbangkan ke Palembang dan Palangkaraya. Helikopter Kamov juga akan ditambah di Palembang pada 19 Oktober. Rencana pada 16 Oktober pesawat Hercules TNI AU akan tiba di Palembang untuk modifikasi cuaca," kata dia.

Untuk modifikasi cuaca di Palangkaraya, sambung Sutopo, BNPB telah meminjam pesawat dari PT Pelita. Saat ini menunggu sertifikasi dan uji keselamatan, karena adanya bebeapa peralatan yang dipasang pada pesawat terbang.

Sutopo menambahkan, upaya pemadaman kebakaran hutan ini akan tidak efektif jika pembakaran masih berlangsung di darat. Pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan pemadaman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini