Sukses

2 Tahun Jokowi-Ahok, Ini 'Pondasi' yang Dibangun di Jakarta

Hari ini Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tepat 2 tahun memimpin Jakarta sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tepat 2 tahun memimpin Jakarta sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Menurut Ahok, sejak 15 Oktober 2012 lalu hingga kini mereka telah melaksanakan prinsip-prinsip paling mendasar yang menjadi pondasi pemerintahannya.

Seperti lelang jabatan, pembenahan sistem pelayanan, penyediaan tempat tinggal berupa rusun bagi warga kurang mampu, serta pembenahan transportasi dan Pedagang Kaki Lima (PKL). Hal-hal itu layaknya pondasi untuk pembangunan Jakarta ke depan.

"Sistem pertama, paling dasar, pejabat itu bukan dilayani tapi melayani dan pejabat itu tidak terkukung oleh protokoler yang sangat kaku dan PNS semua tidak ada sistem kedekatan dalam melayani," ucap dia di Balaikota Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Ia menambahkan, bagi Jokowi sebagai gubernur, penting untuk membentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di setiap wilayah. Selain untuk memudahkan bagi warga, juga untuk menumbuhkan perekonomian di ibukota.

Selain itu, juga telah dibuat sistem perekrutan PNS DKI yang baru dengan seleksi terbuka untuk jabatan camat, lurah, kepala sekolah, kepala puskesmas, dan seterusnya jabatan yang lainnya. Dengan seleksi terbuka, maka jabatan di Pemprov DKI betul-betul diisi oleh figur yang kompeten.

"Dasar ini yang pak Jokowi terapkan," jelas dia.

Tak hanya itu, rumah susun atau rusun pun menjadi prinsip dasar keduanya. Menurut mereka, tak ada toleransi warga yang tinggal di sungai dan waduk dengan hunian yang kurang layak. Maka, Pemprov DKI membenahi rusun-rusun yang selama ini terbengkalai agar dapat digunakan warga kurang mampu. Sekaligus memberantas pemukiman liar.

Penataan PKL juga tak kalah penting dilakukan pemerintah Jakarta. Karena PKL memberi dampak bagi pertumbuhan ekonomi sehingga harus dibenahi dengan menyediakan lokasi binaan, mempersilahkan PKL berjualan di taman atau ruang publik lain tetapi dengan teratur. Supaya mereka tidak membuka lapak di badan jalan yang tentunya menyebabkan kemacetan.

"Termasuk pasar rakyat yang harus disewa secara harian, walaupun baru tahap pembangunan. Transportasi berbasis rel. Jadi dasar-dasar ini yang kita jalankan sebetulnya," jelas dia.

Namun jika disebut 'memimpin', menurut Ahok bukan dirinya yang sebenarnya memimpin ibukota negara selama 2 tahun, melainkan Jokowi. Ia sebagai wakil hanya bertugas membantu.

"2 Tahun aku nggak mimpin, yang mimpin Pak Jokowi. Hehehe. Aku cuma ikut doang," ucap Ahok sambil tersenyum. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.