Sukses

Bekasi, Ibukota Kerajaan yang Diolok

Bekasi diolok-olok, warganya pun melawan. Bahkan perlawanan mereka memunculkan tagar #IniBekasiku di Twitter.

Liputan6.com, Jakarta - Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak 'Merdeka' dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
..........
Demikian penggalan puisi perjuangan berjudul Karawang-Bekasi yang ditulis sang maestro penyair modern Indonesia, Chairil Anwar yang ditulis pada 1949. Sebuah puisi yang memiliki tempat tersendiri bagi masyarakat sekitar Karawang sampai Bekasi.

Puisi tersebut menggambarkan bagaimana beratnya mempertahankan kemerdekaan yang diproklamirkan Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945.

Puisi tersebut bukti nyata bagaimana pedihnya kesedihan yang dirasakan para anggota keluarga yang ditinggalkan, sekaligus bukti nyata bagi kesadisan perang yang dilakukan tentara Belanda.

Pada 9 Desember 1947, dalam agresi militer Belanda I yang dilancarkan mulai 21 Juli 1947, tentara Belanda membantai 431 penduduk Desa Rawagede, yang terletak di antara Karawang dan Bekasi, Jawa Barat.

Selain itu, ketika tentara Belanda menyerbu Bekasi, ribuan rakyat mengungsi ke Karawang, lalu antara Karawang dan Bekasi timbul pertempuran, yang juga mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa.

Pada 4 Oktober 1948, tentara Belanda melancarkan 'sweeping' lagi di Rawagede, kali ini 35 penduduk dibunuh.

Yah, kini puisi tersebut menjadi ramai diperbincangkan di sosial media (sosmed). Tetapi bukan membicarakan nilai-nilai perjuangan para pejuang di tanah air. Sebaliknya, puisi tersebut ramai diperbincangkan hanya sebagai 'pembela' atas hujatan kepada Kota Bekasi.

Sepekan terakhir ini, Kota Bekasi memang tengah menjadi buah bibir netizen di sosial media. Para netizen membuat berbagai meme dan kata-kata yang mengolok-olok atau membela Bekasi. Salah satunya adalah meme yang menyebutkan letak Bekasi sangat jauh dari Jakarta, juga kemacetannya.

Sebelum Bekasi menjadi buah bibir di berbagai sosmed seperti Twitter, Path dan Instagram, Bekasi menjadi topik paling populer diperbincangkan para netizen.

Perbincangan ini berawal dari ciapan banyolan keluhan netizen saat berkunjung ke Bekasi yang penuh jalanan rusak, kubangan air, udara panas ataupun kemacetan. Ciapan tersebut pun langsung ditanggapi netizen lainnya dengan menampilkan meme-meme terkait Kota Bekasi versi mereka.

Tak menyangka, bully-an atau olokan terhadap Bekasi semakin ramai. Meme-meme yang membanjiri sosmed bahkan membuat siapa pun yang melihatnya akan tertawa terbahak-bahak.

Seperti meme yang menunjukkan kota Bekasi yang tidak terletak di bumi. Terlihat seorang astronot tengah berada di suatu planet, sang astronot melihat plang penunjuk arah, 'Bekasi' belok kanan, 'Jakarta Bumi' belok kiri.

Ada juga meme dengan kata-kata yang berbunyi, "Gue mau protes karena Bekasi di-bully terus, gue mau menghadap presiden di Istana Negara. Gue harus berangkat sekarang, mudah-mudahan lusa nyampe."

Para netizen sangat kreatif menggambarkan Bekasi dengan idenya masing-masing. Seperti meme percakapan humor antara bapak dan anak perempuannya yang diambil dari foto film Armagedon.

Sang bapak yang diperankan Bruce Willis itu berpamitan dengan anaknya, Liv Tyler. Tapi sang bapak bukan pergi ke bulan --seperti dalam film Armagedon, tapi pergi ke Bekasi.

Jelas, ini sindiran yang mengocok perut para netizen. Karena meme tersebut menunjukkan kepergian Bruce menggunakan roket meski ke Bekasi.

Tak hanya di situ, muncul juga meme bergambar dua matahari di Bekasi, yang menunjukan betapa panasnya di Bekasi. Bahkan, meme dengan kata-kata yang menggambarkan Bekasi kota yang penuh kerusakan infrastruktur jalan pun muncul.

"Kalau lu lagi jalan tiba-tiba jalanan rusak, berarti lu udah masuk Bekasi."

Memang, ciapan atau meme yang tersebar di sosmed umumnya tidak berniat mengolok-olok atau melecehkan Bekasi, namun sebagai humor. Warga Bekasi sendiri pun menanggapinya dengan humor pula, mereka tidak membalas dengan hinaan atau sebagainya.

Seperti akun @Andreas_anton yang mengklarifikasi mengapa Bekasi bisa di bully netizen, "jadi kemaren pas gerhana banyak warga Bekasi gak liat, tapi di tempat lain ngeliat, makannya lahirlah joke bekasi bukan di bumi."

Ada pula akun @susahserius yang menuliskan ciapan "Jangan sampe gara-gara di bully, bekasi minta referendum & lepas dari NKRI."

Perlawanan Warga Bekasi

Bekasi diolok-olok, warganya pun melawan. Bahkan perlawanan mereka memunculkan tagar #IniBekasiku di Twitter. Akun Twitter @pemkotbekasi yang mengatasnamakan akun Twitter resmi Pemkot Bekasi mengajak netizen memposting semua hal baik tentang Bekasi dengan tagar #IniBekasiku.

Bahkan, admin menjanjikan ingin memfollback jika ada yang support 'gerakan perlawanan' ini. "@pemkotbekasi: Tuips, akhir2 ini bekasi sering di bully. Utk support, yuk tuip twet ttng bekasi dgn hastag #IniBekasiKu | nanti mimin RT dan folbek deh”

Tweeple merespon positif, meski sampai Minggu 12 Oktober 2015 pukul 08.00 berdasarkan pantauan topsy.com baru mencapai 400an ciapan.

Sebuah media lokal bahkan menulis 5 alasan bangga tinggal di Bekasi. Menurut situs online tersebut, 5 kebanggaan itu di antaranya, Bekasi Punya Pantai dan Kaya Dengan Sumber Mineral, Bekasi Punya Banyak Flora dan Fauna Langka, Bekasi Punya Barisan Pegunungan dan Air Terjun, Bekasi Kota Sejarah , Bekasi Surganya Belanja dan Hangout.

Beberapa tweeple juga menyerukan pembelaan Kota Bekasi dengan ciapan-ciapan yang positif. "@fahmiakmal_h: #IniBekasiKu #PrideofBekasi Bekasi itu bukan panas, hny saja Allah memberikan itu utk menguji sejauh mana hamba-Nya tidak mengeluh ;D"

"@emirfadhil: Baca ini dulu sebelum bully Bekasi. #IniBekasiKu #BekasiDiBully” *dengan attachment puisi Chairil Anwar: Kerawang-Bekasi"

"@RBWangsa: bekasi bangga kita punya Stadion internasional, punya pahlawan yg asli bekasi, nama bekasi jadi puisi legenda #IniBekasiKu"

"@TiioFC: Bekasi itu indah. Kalo tdk percaya, coba ke utara bekasi. Muara Gembong, Bekasi Utara. WOOW!! #IniBekasiKu @pemkotbekasi"

@TilesPeles: Bekasi ngajarin kita kuat, mandiri n latihan ngatasin panasnya neraka kelak..#inibekasiku

Bahkan, Ulil Abshar Abdalla dengan akun @ulil  menyerukan adanya bekationalism untuk seluruh warga bekasi. Begini ciapannya Minggu pagi ini, “In order to defend Bekasi, I think we need "bekationalism", nationalism of Bekasi. #IniBekasiKu

Kritik Sosial

Terlepas benar atau tidak Bekasi kota panas, penuh jalanan rusak, penuh kemacetan, sadar atau tidak ini bagaian dari kritik sosial, meski pun awalnya hanya olokan bernada gurau.

Jika pernah ke Bekasi, memang Bekasi panas. Tapi tidak sepanas yang diolokan para netizen. Bahkan, panas di Bekasi tak jauh berbeda dengan kota-kota penyangga Ibukota lainnya, seperti Tangerang dan Depok.

Jakarta ternyata juga punya andil terhadap panasnya Bekasi. Manajer Pengelolaan Pengetahuan dan Jaringan Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Irhash Ahmady mengatakan, buruknya tingkat kesehatan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Bekasi, ada kaitan 10 tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Padahal jika dia berbicara, seakan dia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon serta memperhatikan lingkungan. Padahal dia tidak melakukan apa-apa," kata Irhash usai diskusi Rapor Merah Kebijakan Politik Luar Negeri SBY di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu 12 Oktober 2014.

Irhash juga menilai, SBY abai dengan kebijakan Pemerintah Kota Bekasi yang banyak melanggar pengaturan ruang dan penyediaan ruang terbuka hijau. Bekasi kini lebih dijadikan lahan industri. Padahal, sesuai tata ruang nasional, Bekasi diperuntukkan permukiman.

Presiden SBY memang telah menyatakan komitmennya menekan tingkat emisi karbon di Indonesia saat sela-sela sidang ke-69 Majelis Umum Persatuan Bangsa-bangsa (PBB). Dalam pidatonya, Presiden SBY mengatakan, forum Indonesia’s Reducing Emission form Deforestation and Degradation (REDD+) menjadi modal berharga dalam upaya mengatasi deforestasi dan degradasi hutan.

Dengan REDD+, negara-negara berkembang membuat kontribusi yang signifikan pada upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Oleh karena itu, menangani masalah emisi dari deforestasi dan degradasi hutan adalah suatu keharusan, jika kita ingin tetap menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celcius," ucap SBY 24 September 2014 lalu.

Untuk menentukan apakah suatu kota/kabupaten sehat atau tidak, Kementerian Kesehatan mengukurnya dengan beberapa kriteria. Kriteria yang dinilai di antaranya adalah kebijakan tata ruang dan infrastruktur. Apakah Bekasi masuk ke dalam kota/kabupaten sehat tersebut?

Ternyata, Bekasi tidak masuk ke dalam 98 kota/kabupaten sehat di Indonesia pada 2013. Sedangkan, kota-kota lain di sekitar Bekasi, seperti Jakarta Pusat dan Selatan, Kota Depok, Kabupaten Tangerang dan Kota Bogor masuk ke dalam kabupaten/kota sehat versi Kemenkes.

Kota Bulan 5 Kerajaan

Setiap kota pasti memiliki sejarah tersendiri, begtu juga Bekasi. Apa sejarah di balik Kota Bekasi? Ternyata Bekasi bukan kota sembarangan. Kelahiran Bekasi didasari sejarah masa lampau kejayaan Kerajaan Tarumanegara sejak abad ke 5 Masehi.

Menurut para ahli sejarah, Bekasi merupakan Ibukota Kerajaan Tarumanagara --salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang terkenal dengan raja Purnawarman. Saat itu Bekasi dikenal dengan nama Dayeuh Sundasembawa atau Jayagir.

Jejak-jejak kejayaan Kerajaan Tarumanegara di Bekasi tercatat dalam Prasasti Tugu yang ditemukan di daerah Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Di prasasti itu diceritakan perintah Raja Purnawarman untuk menggali Kali Candrabhaga atau Kali Bekasi yang bertujuan untuk mengairi sawah dan menghindar dari bencana banjir yang kerap melanda wilayah Kerajaan Tarumanagara.

Setelah Tarumanagara runtuh pada abad VII, kerajaan lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap Bekasi adalah Kerajaan Padjadjaran. Ini terlihat dari situs sejarah Batu Tulis di daerah Bogor.

Bekasi disebutkan merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Padjadjaran, yang merupakan salah satu pelabuhan sungai yang ramai dikunjungi para pedagang.

Di Kota Bekasi pulalah asal Maharaja Tarusbawa, pendiri Kerajaan Sunda menurunkan raja-raja Sunda sampai generasi ke-40, yaitu Ratu Ragumulya, penguasa Pajajaran yang terakhir.

Tak cuma Tarumanagara, sejumlah kerajaan lain juga pernah menjadikan Bekasi sebagai wilayahnya. Misalnya Padjajaran, Sumedanglarang bagian dari Kerajaan Mataram, dan Jayakarta. Ada satu lagi nama kerajayaan yang dipercaya pernah memerintah Bekasi, yakni Segara Pasir. Dipercaya, Kerajaan Segara Pasir inilah yang pertama ada di Bekasi. Jauh sebelum Kerajaan Tarumanagara.

Asal-usul nama Bekasi secara filologis berasal dari candrabhaga. Candra berarti bulan atau sasi dalam bahasa Jawa Kuno. Dan Bhaga berarti bagian. Jadi Candrabhaga berarti bagian dari bulan.

Pelafalan kata Candrabhaga kadang berubah menjadi Sasibhaga atau Bhagasasi. Namun dalam pengucapannya sering disingkat Bhagasi. Karena pengaruh bahasa Belanda sering ditulis Bacassie.

Di Stasiun Kereta Api Lemahabang pun pernah ditemukan plang nama Bacassie. Seiring waktu, kata Bacassie kemudian berubah menjadi Bekasi sampai sekarang.

Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950, terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan --termasuk Kecamatan Cibarusah-- dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto 'Swatantra Wibawa Mukti'.

Pada perkembangannya, di Kabupaten Bekasi dibentuklah Kota Administratif Bekasi pada 1981, yang seluruhnya meliputi 4 kecamatan, 18 kelurahan, dan 8 desa. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.