Sukses

Sebelum Terjatuh dari Lantai 4, Siswa SMP 163 Diingatkan Temannya

Dalam perjalanan dari SMP 163 ke rumah sakit, darah terus mengucur dari mulut, hidung, dan telinga Putra Perdana Dermawan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepergian Putra Perdana Dermawan (12) tak hanya membawa duka bagi keluarganya. Rekan-rekan di sekolahnya pun merasa kehilangan siswa yang terjatuh dari lantai 4 gedung SMP Negeri 163 Kalibata, Jakarta Selatan, itu.

Padahal sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Putra sempat diingatkan teman-teman sekolahnya, agar membatalkan niatnya. Namun hal itu tak dihiraukan siswa kelas VII SMP itu dan nekat menyembunyikan ponsel milik temannya, Mila (12) dan Hariade (12) karena mendengar kabar ada razia HP dari pihak guru sekolah.

"Teman-teman sudah teriak, Putra nggak usah, nggak usah, biarin aja kena (sanksi). Tapi dia (Putra) maksain naik meja ke jendela, sampai akhirnya terpeleset dan jatuh," cerita Siska, teman sekolah Putra.

Sementara siswa lainya bernama Sophie, loncatnya Putra mungkin karena panik, karena ada kabar akan ada razia ponsel dari guru. Karena takut ponsel itu disita, Putra pun mencari celah menyembunyikan alat komunikasi itu. Kejadian itu setelah jam istirahat, sekitar pukul 09.30 WIB.

"Dia loncat (terpeleset) dari lantai 4, lewat jendela kelas. Tadi sempet heboh, cuma sama guru-guru kita nggak boleh mendekat lokasi loncatnya," jelas Sophie.

Sedangkan guru olah raga, Angkodo Burhanudin, menceritakan saat jatuhnya Putra ke lantai, dirinya segera mencari kendaraan untuk membawa Putra ke RS Siaga, Pasar Minggu. Namun, darah terus mengucur dari mulut, hidung, dan telinga sang muridnya itu.

"Saya menunggu korban hingga akhirnya dia meninggal dunia pukul 11.30 WIB," ungkap Angkodo.

Tidak Ada Razia Ponsel

Pada kesempatan sama, staf kesiswaan SMP Negeri 163 Erna mengatakan, pihak sekolah memang melarang muridnya membawa ponsel ke sekolah. Namun dia membantah pihak sekolah akan melakukan razia ponsel saat itu.

"Tapi hari ini sekolah tidak ada razia HP," ucap Erna.

Pernyataan Erna diperkuat polisi, melalui Kaur Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Agus Minarno.  Bahwa dari keterangan Kepala Sekolah Suhadi Siswanto saat itu sekolah tidak menggelar razia ponsel.

"Katanya pihak sekolah tidak melakukan operasi HP, kemungkinan korban merasa khawatir sendiri, sehingga berusaha untuk menyembunyikan HP temannya itu," ujar Agus.

Dari keterangan sementara, Agus menambahkan, saat kejadian staf kesiswaan Erna CH bersama guru pendamping Suwarno memantau aktivitas belajar mengajar di sekolahnya, mengenai kurikulum baru apakah sudah sesuai atau belum.

"Ketika saksi (Erna) dan guru pendamping belum masuk kelas 7D, ada siswa yang melaporkan ada yang jatuh (dari lantai atas)," ucap Agus menirukan keterangan saksi.

Sebelum meninggal, Putra sempat dibawa ke rumah sakit. Putra terjatuh dari atas beton penyangga bangunan, tepat di sisi luar jendela kelas yang berada di lantai 4, Jumat 10 Oktober sekitar pukul 09.30 WIB.

Sebelum terjatuh, Putra diduga tengah bersembunyi lantaran meminjam ponsel milik temannya. Sebab, saat itu pihak sekolah diduga akan menggelar razia ponsel murid sekolahnya. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.