Sukses

Kabut Asap Palembang Makin Pekat, Kesehatan Warga Mulai Terganggu

"Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan yang kini dirasakan semakin parah menyelimuti udara Kota Palembang."

Liputan6.com, Palembang - Kabut asap yang melanda Kota Palembang kiriman sejumlah daerah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) semakin parah dan pekat, pada puncak musim kemarau sebulan terakhir ini. Bahkan kini dilaporkan mulai mengganggu kesehatan warga kota setempat.

"Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan yang kini dirasakan semakin parah menyelimuti udara Kota Palembang, dan beberapa daerah lainnya mulai menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat," ujar aktivis Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) Sumatera Selatan Dedek Chaniago di Palembang, Selasa (7/10/2014).

Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, kabut asap di Palembang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Musirawas, dan Musi Banyuasin.

Kabut asap yang mencemari udara ibukota Provinsi Sumsel itu, mengakibatkan ribuan warga setempat mengalami gangguan kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dan iritasi mata.

Khusus penyakit ISPA, berdasarkan data dari 39 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Palembang, dalam dua bulan terakhir tercatat sekitar 30.000 penderita mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Selain mengganggu kesehatan masyarakat, kabut asap juga mengganggu berbagai aktivitas masyarakat termasuk penerbangan di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.

"Melihat kondisi tersebut, diharapkan kepada pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten dan provinsi setempat untuk melakukan kegiatan penanggulangan masalah kabut asap yang lebih serius sehingga tidak menimbulkan kerugian materil dan korban yang lebih banyak," ungkap Dedek.

Sementara Kepala Puskesmas Merdeka Palembang, dr Desty Alsen mengatakan penderita ISPA yang berobat di tempatnya itu akhir-akhir ini cukup banyak. Akibat pengaruh semakin pekatnya kabut asap mencemari udara kota setempat.

Selama puncak musim kemarau September 2014 hingga Oktober ini, dalam sehari pihaknya rata-rata melayani 100-150 masyarakat yang mengeluhkan mnderita sesak nafas dan batuk-batuk serta gejala penyakit ISPA lainnya.

Untuk mencegah terkena ISPA, dalam kondisi udara yang tercemar polusi kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah Sumsel, pihak Puskesmas Merdeka Palembang pun mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk mengurangi aktivitas di ruangan terbuka. Juga menggunakan masker agar tidak kontak secara langsung dengan udara yang kotor akibat tercemar kabut asap.

"Selain itu, diimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengatur pola makan dengan gizi seimbang, serta meminum air putih sebanyak-banyaknya," ujar Desty. (Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.